Mohon tunggu...
Marjono Eswe
Marjono Eswe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Ketik Biasa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis Bercahayalah!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menjaga Sayap Garuda di Tengah Agresi Corona

8 Juni 2020   22:15 Diperbarui: 8 Juni 2020   22:10 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Negara bertanggung jawab untuk menjalankan, mensosialisasikan dan memastikan Pancasila bisa terlaksana secara konsisten dan kreatif dalam masyarakat yang dinamis. 

Sebagai contoh, Negara sedemokratis dan liberal seperti Amerika Serikat pun harus berupaya keras menjalankan strategi khusus untuk menanamkan ideologi dan cita-cita kebangsaan yang menopang keberadaan negara-bangsa tersebut. Untuk mewujudkan itu semua, kita dapat melihat melalui strategi budaya dalam hal ini adalah industri film yang mereka majukan sebagai sebuah 'soft power'.

Strategi Budaya

Hollywood membuat industri perfilman senantiasa dengan menghadirkan kebanggaan sebagai warga Amerika yang demokratis, toleran, namun juga heroik dan patriotis. Bendera Amerika kerap dimunculkan, kepatuhan terhadap regulasi dan aparat kepolisian ataupun alat negara. Posisi presiden kerap menjadi subjek yang dimuliakan dan menjadi teladan. Film telah menyatukan dan melambungkan Amerika serta menjadi sebuah alat hegemoni tersendiri yang efektif melebihi batas-batas wilayah Amerika sendiri.

India dan Tiongkok pun menggunakan strategi budaya untuk menyatukan bangsanya yang juga sangat plural. Mereka menggunakan strategi visual dan industri film serta seni pertunjukan. Kita bisa mencontoh strategi tersebut. Artinya, kemajemukan bukan diatasi dengan cara-cara represif. Namun bisa dilakukan dengan strategi budaya. Dalam soal budaya ini kita semua tentunya sepakat bahwa bangsa ini sangat kaya dengan kebudayaan dan berbagai ragamnya.

Dalam proses pengembangan praktik nilai Pancasila dalam gaya baru ini, kita ingin supaya lebih inklusif. Mengajak keikutsertaan semua elemen bangsa termasuk mahasiswa, akademisi, budayawan, tokoh agama, seniman, wartawan, tokoh adat, dan semua komunitas agar Pancasila bisa menjadi titik temu nilai bersama bahkan di tengah pandemi covid-19 ini. Mainkan peran dan strategi yang berbeda.

Penggunaan pendekatan yang lebih demokratis, partisipatoris, solutif dan kreatif melalui berbagai metode, seperti strategi kebudayaan dan sosial-ekonomi, akan menjadi upaya kunci untuk mengawal dan memperkuat Pancasila kita melawan corona.

Bung Karno merumuskan Pancasila sebagai kata kunci membangun bangsa yang menghargai keragaman dalam membentuk mosaik satu Indonesia. Oleh karena itu, sebagai ideologi terbuka, Pancasila harus dapat berkembang menjadi sesuatu yang dinamis, baik dalam makna maupun realita.

Masing-masing generasi maupun kelompok masyarakat mungkin memberikan makna yang berbeda dan mewujudkannya dalam keragaman pula. Tetapi, bagaimanapun Pancasila tetap menjadi sumber semangat, kearifan dan kekuatan bangsa yang dapat menyadarkan bangsa ini setiap menghadapi cobaan, kemelut dan krisis maupun pandemi sekaligus guna merajut kembali persatuan-kesatuan.

Kesadaran akan pentingnya ideologi Pancasila diingatkan oleh Bencana Covid-19 saat ini. Tak terhindar, Pancasila menjadi panasea (obat mujarab) bagi bangsa Indonesia dalam melewati masa-masa sulit pandemi ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun