Aku yang selalu melukai hati tulusmu
Tidak pernah aku berfikir tentang kamu yang begitu tulus mencintai aku
Dinding diantara aku dan ketidakwarasanku
Hendaknya mampu menyadarkan aku tentang cinta darimu
Layakkah aku masih menyakitimu?
Lihat tanda tanya itu
Jurang antara kebodohan dan keinginanku
Untuk selalu mengatakan maaf
Entah berapa purnama aku habiskan untuk merindukanmu
Saat terakhir kali kita bertemu, kala itu
Hingga kini aku hanya bisa sendiri menahan pilu
Dengan selimut senyum yang tersipu
Layaknya pria tersenyum namun terbelenggu
Aku yakin kau merasakan hal sama dengan diriku
Menghitung purnama hingga nanti kita bertemu
Jalinan cerita ini tidak akan terhenti oleh gelapnya malam dan panasnya siang
Karena aku yakin kamulah cahaya dan kamulah pelita
Hingga nanti purnamalah yang akan mempertemukan
Antara kamu dan aku terangkai dalam satu kata cinta.
Malang, 02 September 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H