Mohon tunggu...
Ken Adi Irwansyah
Ken Adi Irwansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa S1 Fakultas Psikologi UIN Maliki Malang -

Aku Ken Adi Irwansyah masih Mahasiswa di salah satu universitas negeri di Malang.\r\nPunya cita-cita pengen jadi blogger yang menginspirasi bangsa.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cahaya di Akhir Bulan Januari

31 Januari 2015   14:18 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:03 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Secercah cahaya menampakkan dirinya, keluar secara perlahan mulai menyinari bumi ini. Cahaya nan elok nampak dari ufuk timur, cahaya matahari di akhir bulan januari 2015. Sejuk sekali rasanya, setelah sekian lama malang diguyur hujan akhirnya muncul lah sang pahlawan menyinari bumi arema ini. Gunugn gunung yang nampak dari kejauhan menambah indahnya pagi ini, memang malang di kelilingi oleh gunung-gunung dan ketika pagi yang cerah datang gunung gunung itu akan menampakkan dirinya sebagai sebuah lukisan tuhan yang indah.

Aku melewati pergantian malam antara tanggal 30 dan 31 dengan ketakutan, ya sekali lagi aku mengatakan ketakutan akan kehilangan engkau. Di tengah dinginnya kota malang engkau berhasil membuatku begadang menghabiskan waktu malamku hanya dengan mu, kau berhasil membuatku terjaga hingga tulisan angka di handphone ku menunjukkan pukul 01.00.

Malam yang sangat indah aku lewati denganmu, percikan hujan, dinginnya malang seakan berubah menjadi suasana kehangatan nan penuh cinta. Sekali lagi, jaraklah yang memisahkan kita, tetapi semuanya tak menjadi penghalang bagiku untuk tetap merasakan kehangatan akan engkau. Kuucapkan beribu terimakasih terhadap seorang penemu whatsapp yang membantuku untuk berkomunikasi dengan dia sang pujaan hati.

Banyak hal menarik yang aku temui ketika aku berkirim tulisan dengan kamu, aku menemukan panggilan baru untukmu 'Mba Kunti' itu panggilan sayang ku untuk kamu. Bukan tanpa alasan, melainkan karena rambutmu yang begitu panjang sehingga mengingatkanku dengan slaah satu tokoh hantu legendaris indonesia yang sudah sering menjadi artis film horor indonesia Kuntilanak. Tapi sungguh, itu hanyalah sebuah panggilan semata, bukan untuk menghina engkau, tetapi untuk menandakan bahwa engkau spesial untukku. Ada perbedaan yang membuat kau berbeda dengan Kuntilanak, jika kuntilanakan menyeramkan sedangkan kau menawan.

Tahukah kalian, tatkala aku membuat namanya di salah satu aplikasi yang ada di handphoneku tiba-tiba pesan whatsapp menderingkan handphoneku, tak ku sangka dia juga menuliskan namaku di selembar kertas. Entahlah, ini kebtulan semata atau memang kita dipertemukan untuk bersama? Aku tak tahu.

Tak kalah dengan aku, engkau juga memiliki panggilan yang sungguh membuatku merasa sadar, 'Pak Alay' panggilan yang membuatku tergugah bahwa sebenernya aku memang alay. Tapi tak apalah, mungkin dengan kealayanku aku bisa membuat engkau nyaman berada si samping aku.

Yang menarik ketika aku dan engkau di hubungkan melalu telefon, ternyata aku dan engkau sama-sama bawel, tidak ada yang mau berhenti berbicara. Tetapi itulah yang menjadikan aku nyambung dengan engkau, cerewet dan bawel yang ada pada diri engkau selalu membuat aku rindu, kadang aku sering tersenyum ketika mengingat engkau berbicara. Dan engkau tak pernah tahu bukan, bahwa ketika engkau berbicara semuanya sudah tersimpan dalam memori handphoneku. Ya benar, aku merekam semuanya.

Ingin rasanya melewati waktu berdua, terus berdua dan selalu berdua. Kata sayang yang kadang engkau ucapkan terdengar nampak istimewa oleh aku. Berdebar hati ini, lirik lagu dari salah satu pionir boyband di indonesia mengatakan 'cenat cenut'. Rasa itulah yang mengguncang hati tatkala kalimat sayang yang engkau luncurkan.

Detik waktu menggerakkan jam dinding di kamarku, pagi ini di akhir bulan januari di tahun 2015 aku menuliskan ini, ditengah kesakitan yang aku alami tak menyurutkan niat ku untuk kembali menuliskan engkau dalam sebuah abjad. Rasa sakit, lelah, kesal semuanya sirna tatkala itu semua berkaitan dengan engkau.

Mukhammad Ken Adi Irwansyah

Teruntuk Engkau

Jihan Azizah Mutifani Hidayat

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun