Mohon tunggu...
Ken Adi Irwansyah
Ken Adi Irwansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa S1 Fakultas Psikologi UIN Maliki Malang -

Aku Ken Adi Irwansyah masih Mahasiswa di salah satu universitas negeri di Malang.\r\nPunya cita-cita pengen jadi blogger yang menginspirasi bangsa.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Secercah Cahaya Rembulan

30 Januari 2015   15:24 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:06 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Engkau bulan yang bersinar sepanjang hari

Entah siang ataupun malang

Cahaya tak membuat semua orang kepanasan

Malah, semua orang terasa nyaman jika engkau menyinarinya

Kehadiranmu selalu di dambakan semua orang terutama daku

24 jam waktu sehari, hanya bebrapa jam saja kita bercengkrama

Iya, kesibukanmu sebagai siswi kelas XII yang menjadikan ini semua terjadi

Tapi tak apa, cahaya rembulan yang nampak dari dirimu menjadikan siangkupun masih terasa syahdu

Ungkapan hati yang membumbung tinggi ke otak lalu di salurkan melalui jari-jari yang aku daratkan pada sebuah keyboard untuk menuliskan bait-bait kalimat yang mewakili integritas pikiran dan hati. Dahulu, aku hanya bisa memandangmu menjadi milik orang lain, hanya bisa membayangkanmu untuk menjadi milikku. Hampir tak ada kesempatan bagiku kala itu.

Entah antara aku dan kamu kenal dari mana, entah sejak kapan nama kamu muncul di dalam kotak blackberry mesengger ku, dan entah sejak kapan hati ini memendam rasa terhadapmu. Yang aku ingat hanyalah kamu yang selalu mengisi pemberitahuan di blackberry mesengger ku dan fotomu mengisi beranda instagramku.

Beberapa lama kamu menjadi idamanku, beberapa waktu daku menajdi pengagummu tanpa berani mengutarakan kekaguman itu. Hasran ingin menyapa seakan sudah tak terbendung, aku kirimkan tulisan pendek melaluli BBM, tak ku kira engkau membalas tulisan sampah yang menjadi awal kamu tahu daku.

Aku pikun tentang hal apa yang pertama kali kita bicarakan, aku hanya ingat bahwa aku memberi tahumu mengenai akun instagramku yang penuh dengan foto-foto alay diriku. Malu rasanya, tatkala kecepatan kilat menyambar bumi dia melihat daku melalui foto daku di instagram. Daku tahu bahwa dia telah menajdi kekasih orang, daku mengerti akan hal itu. Daku bertanya tentang dia dengan pasangannya waktu itu, melihat keromantisan dia dengan pasangannya melalui beberapa foto di akun instagramnya membuat daku berfikir "Ah, mungkin dia tak kan pernah menajdi kekasihku".

Setelah bebrapa kali berkirim tulisan melalui BBM, daku sudah pasrah bahwa kedekatan mereka sulit untuk berpisah. Daku hanya dapat mengagumi dia dengan memberikan tanda love yang berarti suka di semua foto dia di instagram. Foto selfie dia dengan pasangannya membuat daku semakin miris, senyum kebahagiaan terpancar dari raut wajah rembulan yang selama ini daku harapkan menerangi hati daku.

Hal yang menurut daku aneh tiba-tiba terjadi, waktu itu dia mengunggah sebuah foto selfienya dengan sebuah caption yang membuat daku terkaget. YA, dia sudah menjadi seorang wanita yang tak memiliki kekasih. Bahagia rasanya diriku, daku beratanya kepada dia mengenai hal itu, dan ternyata benar bahwa dia sudah berpisah dengan pasangannya.

Daku mulai aktif berkomentar di foto-foto dia, dan daku memberanikan diri bertanya mengenai apakah dia memiliki wahstapp. Dan dia menjawab dia memiliki, akhirnya obrolan yang semula melalui beberapa komentar di instagram berpindah menuju whatsapp.

Sehari bisa berkali-kali daku mengirimkan tulisan pendek terhadapnya, daku memiliki tujuan agar dia mengerti bahwa selama ini daku menunggu dia, daku mengharapakn kehadiran dia. Alhamdulillah, dia merespon apa yang daku berikan dengan baik.

24 jam bergulir menuju ke 24 jam berikutnya, terus demikian. Hingga kedekatan antara daku dengannya semakin dekat. Daku memberanikan diri untuk menunjukkan suara daku, daku melakukan panggilan suara terhadapnya. Tak kusangka, dia orangnya begitu ramah, begitu ceria, begitu luar biasa. Tak nampak sedikit rasa sedih meskipun dia baru berpisah dengan pasangannya. Daku bercerita ngalor ngidul, banyak hal yang kita obrolkan tatkala itu. Hingga tak terasa malam semakin larut dan kamipun tertidur.

Semakin hari daku semakin dekat dengannya, daku selalu memberikan semangat terhadap dirinya, memang saat ini dia akan menghadapi sebuah ujian yang sangat berat bagi anak SMA yakni Ujian Nasional. Tak lupa pula daku selipkan nama dia disetiap doa yang daku panjatkan, daku berharap apa yang dia harapkan sesuai dengan kenyataan yang akan dia hadapi.

Komunikasi yang kita lakukan memang tidak seintens orang lain, daku hanya bisa mengirimkan bebrapa pesan di pagi hari sebelum dia berangkat sekolah. Daku memberikan ucapan ucapan semangat dan kasih sayang yang daku miliki terhadapnya. Sungguh bahagia dapat menjadi bagian dari hidupnya. Dia pun hanya bebrapa kali sempat membalas pesan daku, pesan terakhir yang selalu dia kirimkan adalah berpamitan dengan daku ketika dia hendak berangkat ke sekolah. Komitmen yang daku kagumi dari dia adalah dengan tidak membawa gadget yang ian bawa ke sekolah agar dia berkonsentrasi penuh dengan kegiatan belajarnya di sekolah. Daku sangat memahami kondisi dia.

Justru hal itu yang membuat daku dan dia semakin rindu, sore ataupun malam daku selalu menunggu pesan dia. Pesan yang membuat hati daku berbunga-bunga. Subhanallah, terimakasih Ya allah daku berkenan di perkenalkan dengan TYAS. Makhluk ciptaan engkau yang sungguh menawan dan luar biasa.

Setumpuk harapan aku sandarkan kepada engkau Ya Allah, pertemukanlah kami, berikanlah kami jalan untuk menuju jalan engkau. Berikanlah kami kekuatan untuk menjalani ini secara bersama, hilangkanlah keinginan kami untuk mencari pengganti.

Aku hanya bisa titipkan dia, rembulanku kepada engkau Ya Allah. Diri ini, tak bisa berbuat banyak selain atas kehendak engkau.

Tyas Murdiyani, secercah cahaya rembulan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun