Dua dekade ke belakang, pesawat hanyalah salah satu moda transportasi. Skenario itu sudah benar benar berubah saat ini. Selain memindahkan penumpang dari satu tempat jauh ke tempat jauh lainnya, industri penerbangan juga ,memindahkan ribuan gigabytes dan terabytes data yang berguna. Big data telah menyentuh setiap bagian hidup masyarakat, dan industri penerbangan bukanlah pengecualian. Bahkan, industri ini telah merangkul big data dalam berbagai cara.
Industri penerbangan penuh dengan data. Tetapi sebagian besar tidak terorganisir. Berkat big data, akhir-akhir ini, para maskapai mampu menggunakan teknik big data untuk memperkuat nilai dan hubungan konsumen lalu meningkatkan loyalitas konsumen. Analis industri menyatakan bahwa industri penerbangan selalu mahir dalam pengumpulan data sejak awal tetapi belum pernah dimanfaatkan secara maksimal.
Kini, karena biaya penyimpanan dan pemrosesan data telah menurun, terlepas dari banyaknya data yang dikumpulkan, menyalurkan dan memproses data-data tersebut dengan benar menjadi semakin mudah.
Setiap maskapai, besar atau kecil memiliki data yang tersimpan dengannya. Beberapa bagian informasi yang biasanya diketahui maskapai tentang penumpangnya antara lain:
- Waktu keberangkatan dan Kedatangan
- Bawaan bagasi
- Preferesi makanan dalam penerbangan
- Jumlah orang yang pergi bersama anda
- Hotel akomodasi
- Media sosial, dll.
Memberikan Penawaran yang Sudah Dipersonalisasi
Para maskapai berkompetisi satu sama lain secara konstan untuk memuaskan konsumen mereka. Tidak ada cara lain yang lebih baik untuk mencapainya dibanding penawaran khusus. Satu pemesanan tiket maskapai sederhana saja memberikan informasi yang cukup udari konsumen yang dapat digunakan dengan benar.
Industri menggunakan big data untuk membawa perubahan dalam departemen pengalaman konsumen. Contohnya, baru-baru ini, United Airlines, berganti tool dari sistem 'kumpulkan dan analisa' menjadi pendekatan 'kumpulkan, deteksi, bertindak' yang lebih pintar.
Sistem ini menganalisa sekitar 150 variabel dalam setiap profil konsumen, mulai dari detail perjalanan sebelumnya hingga prioritas dan pembelian yang dilakukan. Detail-detail ini dianalisa hanya dalam hitungan detik dan penawaran khusus disajikan pada konsumen. Pendekatan ini telah meningkatkan pendapatan tahunan United Airlines hingga 15%.
Peningkatan Upaya Pemasaran
Setelah menyajikan penawaran yang dipersonalisasi, cara lain yang dilakukan maskapai dalam menggunakan big data adalah untuk meningkatkan upaya pemasaran mereka. Dengan data detail konsumen yang dimiliki maskapai, mereka dapat menggunakannya untuk membuat penawaran khusus untuk konsumen mereka.
Ketika seseorang diberikan penawaran spesial berdasarkan preferensi dan prioritasnya, tendensi alami yang akan dilakukan adalah mengambil tawaran itu. Jika seorang konsumen loyal terhadap salah satu maskapai, akan lebih mudah bagi mereka untuk mengetahui bagaimana seorang konsumen berpikir dan berprilaku. Hal ini sangat membantu strategi pemasaran di masa depannya.
Satu contoh dalam kasus ini datang dari platform marketing -- Boxever -- di industri perjalanan. Salah satu klien mereka menggambarkan rencana pemasaran yang berkonsep dari keranjang belanja yang ditinggalkan dan e-mail yang dikirim kepada konsumen. Mereka mendapatkan pesanan senilai $1 juta setiap minggunya, hanya dari komunikasi email tersebut.
Optimasi Tenaga Kerja
Maskapai Southwest telah bekerja sama dengan perusahaan piranti lunak bernama Aspect untuk menghasilkan satu set unik kontak konsumen dan solusi optimasi tenaga kerja. Mereka menggunakan bantuan dari alat untuk speech analytic, yang memungkinkan eksekutif pelayanan konsumen untuk menganalisa dan memahami perbedaan halus dari setiap transaksi yang tercatat sebelumnya dengan konsumen.
Tidak hanya terbatas pada panggilan telepon. Perwakilan dari Maskapai Southwest dapat menganalisa data media sosial untuk memahami konsumen mereka dengan lebih baik. Hal ini membuat banyak konsumen yang merasa puas atas pelayanan konsumen yang diberikan Maskapai Southwest.
Penerbangan yang Aman dan Cerdas
Selama perjalanan udara, sejumlah besar data dihasilkan setiap jam. Rata-rata, untuk 6 jam penerbangan dari satu negara ke negara lainnya mengumpulkan 240 terabytes data dari pesawat. Jika data ini diperiksa dan dianalisa, maka akan dapat meningkatkan keamanan dari setiap penerbangan yang dilakukan.
Maskapai Southwest menjalin kerjasama dengan NASA selama bertahun-tahun dalam masalah keamanan maskapai maupun keamanan penerbangan. NASA, dengan algoritma machine learning miliknya memiliki sistem otomatisasi yang menganalisa sejumlah besar data dan mencari tahu inkonsistensi yang berujung pada setiap kecelakaan.
Mengecek Status Bagasi Secara Real-Time
Setiap orang yang terbang memiliki kekhawatiran kehilangan bagasinya. Untuk mengatasi ini, Maskapai Delta telah memperkenalkan aplikasi untuk melacak bagasi. Aplikasi ini menggunakan data cek bagasi yang berjalan pada background dan anggota staf di Delta melacak tas-tas kemudian mengirimkan pelacaknya pada para penumpang. Aplikasi ini berjalan cukup sukses dengan hampir 11 juta konsumen yang telah mengunduhnya ke ponsel mereka.
Kesimpulan
Indonesia merupakan negara dengan belasan maskapai penerbangan beroperasi. Bandara-bandara di Indonesia pun cukup banyak, tersebar, dan besar. Sayangnya, jarang ada maskapai Indonesia yang meraup keuntungan berlebih karena data-data yang tersedia tidak dimanfaatkan secara maksimal. Seharusnya, dengan adanya big data, tumpukan data yang ada ini bisa diolah secara efisien. Hal ini juga mungkin terkendala dengan kurangnya piranti lunak analitik big data yang berasal dari Indonesia. Belum banyak yang tahu jika Indonesia juga memiliki analitik big data bernama Paques.
Paques merupakan piranti lunak analitik big data asli Indonesia yang mengusung fitur smart data lake, yang berarti ia bisa mengolah semua jenis data dalam berbagai bentuk tanpa harus diubah atau diproses terlebih dahulu. Fitur ini krusial dalam memaksimalkan efisiensi dan efektivitas perusahaan, apalagi dalam industri penerbangan di mana setiap detik sangat berharga dan selalu menghasilkan data.
Ada banyak area dalam industri penerbangan yang dapat dijadikan lebih baik dengan adanya solusi big data. Pemasaran, operasional awak pesawat dan penerbangan serta kargo udara merupakan beberapa di antaranya. Solusi big data membantu para maskapai untuk memahami konsumennya secara pribadi, preferensi mereka, pola perilaku mereka, dan juga memprediksi permintaan yang mungkin muncul.
Penumpang saat ini tentunya senang dengan fakta bahwa maskapai penerbangan yang mereka pilih mengetahui di mana mereka, apa kebutuhan mereka, dan bagaimana kondisi cuaca yang akan mereka temui saat sampai di tujuan. Industri penerbangan telah memantau informasi ini sejak lama tetapi ia butuh big data untuk menganalisa data-data ini dan mengubahnya menjadi aset yang berharga, untuk itu Paques bisa menjadi salah satu jawabannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H