Mohon tunggu...
Pendidikan

Big Data dan Pendidikan Tinggi

27 September 2018   11:16 Diperbarui: 27 September 2018   11:44 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

3 -- Efektivitas Dosen

Terkadang mahasiswa tertinggal di kelas karena stress, masalah keluarga, atau faktor lainnya yang berada di luar control universitas; satu faktor yang dapat dikontrol, atau setidaknya dipantau adalah efektivitas dari staf pengajar yang ada. Hal ini bukanlah metode menaruh kesalahan kepada staf pengajar atas bagaimana kinerja para mahasiswa, namun sebagai metric untuk membantu mereka agar bisa menjadi lebih efektif. Mata kuliah apa yang diajarkan yang memiliki keterlibatan mahasiswa tertinggi? Metode apa dan alat apa yang mereka gunakan (seperti VLE dan kuliah daring) serta seberapa efektif metode tersebut?

Isu pendidikan, khususnya pendidikan tinggi merupakan isu yang tidak akan pernah habis dibahas di belahan dunia manapun. Tak terkecuali di Indonesia. Indonesia, dengan jumlah penduduk lebih dari 250 juta orang namun hanya sekitar 6 juta mahasiswa yang terdaftar pada tahun 2014 menurut data BPS. Jumlah ini tergolong sangat kecil karena jumlahnya tidak sampai 5 persen dari total penduduk. Padahal pemerintah sudah menganggarkan lebih dari 400 triliun untuk pendidikan.

Dengan kuantitas yang sangat kecil, sudah seharusnya universitas meningkatkan kualitas para mahasiswanya. Salah satu caranya adalah dengan memanfaatkan teknologi digital yang ada secara sepenuhnya. Dari ribuan universitas yang ada di Indonesia, tentunya akan ada jutaan bytes data yang tercipta mengenai nilai, kinerja, perilaku, hingga kehadiran. Dengan menggunakan big data, data-data ini dapat dimanfaatkan untuk peningkatan mutu pendidikan tinggi.

Mungkin sulit bagi universitas di Indonesia untuk mengadopsi teknologi big data mengingat mayoritas penyedia jasa solusi ini berasal dari luar negeri, tapi sebenarnya Indonesia pun memiliki produk solusi analisa big datanya tersendiri bernama Paques. Paques merupakan solusi analisa big data yang hadir sejak tahun 2014 yang mengedepankan efisiensi dan efektivitas, namun tetap praktikal digunakan oleh berbagai pihak dari latar belakang mana saja. Telah di-support bahasa Indonesia, Paques bisa membantu universitas untuk memproses data-data internal maupun eksternal dengan mudah. Jika tiba saatnya suatu hari nanti universitas di Indonesia memutuskan untuk mengadopsi sistem teknologi big data secara penuh, mungkin Paques dapat menjadi solusinya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun