Mohon tunggu...
Money

Big Data dan Supply Chain

17 September 2018   14:35 Diperbarui: 17 September 2018   14:39 719
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Inovasi-inovasi ini memungkinkan data-data yang sebelumnya tidak tersentuh untuk dikumpulkan. Konektivitas internet menciptakan arus interaksi antara orang-orang dan produk secara terus-menerus -- memperlihatkan korelasi yang mana selama ini tidak terlihat oleh siapapun. Penyimpanan Cloud yang seakan tidak terbatas meningkatkan akses ke data, dan menyediakan tempat untuk mengarsip informasi yang tak terkumpulkan. Sementara itu, Internet of Things menjembatani perbedaan antara dunia fisik dan digital, memungkinkan bisnis untuk mengumpulkan data dari produk-produk hingga ke tingkat yang mendetail secara otomatis, dan banyak lagi.

Di sisi lain, dunia sedang menangani, menciptakan, dan memindahkan data pada tingkat yang lebih tinggi daripada sebelumnya, membebani infrastruktur teknologi, hasilnya, teknologi terus melaju tidak hanya untuk menyimpan, namun pada akhirnya juga memproses data untuk berbagai aplikasi.

Kebangkitan Platform Analitik

Bisnis tidak asing dengan data; manajer supply chain telah membuat laporan, melacak tren serta membuat perkiraan selama beberapa decade. Jadi, ketika jumlah data melonjak dan menjadi big data, para perusahaan dengan cepat mulai mengumpulkan data-data tersebut untuk kebutuhan di masa depan.

Namun bahkan jika sebuah pedometer menghasilkan bytes data tiap detik, informasi yang dihasilkan tetap tidak berguna kecuali disimpan dengan data-data sebelumnya untuk kemudian dianalisa dari waktu ke waktu.

Di sana muncul kebutuhan akan sistem pemrosesan informasi yang lebih powerful daripada spreadsheet. Sistem-sistem ini seringkali dikenal dengan nama-nama seperti ERP, CRM, TMS, atau WMS, tetapi tujuan mereka hampir sama: yaitu untuk menyimpan, mengumpulkan, dan menyederhanakan informasi untuk pengguna. Prosesor-prosesor tersebut menjadi begitu umum, hingga menggunakan sembilan sampai sepuluh sistem berbeda untuk mendukung manajemen supply chain dalam satu pabrik menjadi biasa saja.

Big Data untuk Pengambilan Keputusan

Akan ada gelombang baru pemroses data di pasar yang menjanjikan untuk memperoleh manfaat dari Big Data untuk supply chain.

Perusahaan solusi supply chain seringkali menawarkan untuk mengintegrasi berbagai sistem dari generasi sebelumnya, memungkinkan perusahaan untuk memvisualisasikan data set pada setiap tingkatan korporat agar perincian dan kapasitas analitik yang diinginkan Big Data meningkat.

Namun, Big Data bukanlah sekedar memiliki kemampuan untuk memproses informasi yang lebih banyak, tetapi juga kemampuan untuk berinovasi, mengotomatisasi, dan menggunakan data untuk memperkuat pengambilan keputusan. Big Data dimaksudkan untuk diaplikasikan, tidak hanya dimiliki.

Melihat kembali pada contoh pedometer sebelumnya mungkin dapat membantu mengilustrasikan perbedaan antara memiliki piranti lunak solusi dan secara aktif memaksimalkan Big Data. pada awalnya, pedometer hanya bisa melacak informasi -- menjadikannya penghasil data. Jika perangkat tersebut disambungkan ke Cloud dan ditransmisikan ke pemroses data, maka peran perangkat tersebut dapat disebut sebagai pembantu penghasil Big Data, walau bukanlah perangkat Big Data karena tidak pernah secara aktif membantu pengguna membuat keputusan.

Sementara itu, Fitbit -- yang melacak langkah, detak jantung, dan biometric lainnya -- dapat menganalisa dan mengaplikasikan data yang dikumpulkannya untuk memandu pengguna melakukan kebiasaan kesehatan yang lebih baik; sebagai contoh, Fitbit dapat memperingatkan pengguna saat mereka duduk terlalu lama dan mengingatkan mereka untuk berjalan dalam jangka waktu tertentu.         

Ledakan Solusi Big Data

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun