Beberapa jam lalu pergantian tahun 2018 ke 2019 di tanah Arab. Beda waktu dengan Indonesia sekitar 4 jam, artinya Indonesia lebih dulu merayakan tahun baru dibandingkan dengan Kuwait, Saudi, Qatar, Â Oman, Bahrain dll. Seperti biasa pada setiap tahun baru, wall facebook saya tiba tiba ramai dengan perdebatan pro kontra perayaan tahun baru, manfaat dan mudharat pesta tahun baru dan berbagai macam khotbah ustad dunia maya.
Macet Pol Hanya Bisa Menyaksikan Kembang Api Dari Dalam Mobil
4 jam kemudian, posting kemeriahan pesta kembang api di negara negara Arab mulai bermunculan di wall FBku. Ribut langsung, ratusan komentar bermunculan dari tanah air menanggapi pesta kembang api di negara negara Arab. Banyak yang tidak percaya negara negara Arab merayakan pergantian tahun baru masehi dengan pesta kembang api dan hura hura.
Penonton Yang Menyaksikan Menyanyikan Lagu 'Auld Lang Syne; Bukan Dzikir
Yah, memang begitulah apa adanya sejak dulu kala. Tahun baru Masehi di Arab memang selalu ada pesta kembang api, tahun baru Islam warganya banyak yang dzikir dan tahun baru China banyak toko, mall dan restaurant  yang menghias dengan tulisan
Gong Xi Fa Chai. Nggak cuma tahun baru saja, hari kemerdekaan negara lainpun seringkali dipestakan di Arab. Misal : Bazaar Hari Kemerdekaan Pakistan, India, Philipine dll. Karena di Arab sini penduduknya majemuk dari berbagai macam bangsa.
Kembang Api Arab Kalau Di Indonesia Dianggap Pestanya Kafir
Karena penduduknya majemuk dari berbagai macam bangsa dan masing masing negara punya komunitas diaspora yang cukup besar, maka tontonan di negara negara Arab cenderung  bersifat 'Global'. Apa yang jadi tontonan di India misalnya bisa juga ditonton di negara Arab, apa yang jadi pertunjukan top Jepang bisa juga tiba tiba muncul di Mall Mall di negara Arab. Contohnya Pesta Kembang Api Tahun Baru diatas, jelas bukan pertunjukan asli Arab.
Remaja Dari Berbagai Macam Negara Menyatu Menyaksikan Pesta Kembang Api Di Al Kout Fahaheel
Di Kuwait, pertunjukan kembang api tahun ini diadakan di beberapa tempat. Salah satunya di pantai Al-Kout, Fahaheel. Tepatnya disekitar Al-Kout Mall. Sama seperti yang terjadi di Indonesia, saat pergantian tahun semua penduduk keluar rumah berbondong bondong ingin melihat kembang api. Jalanan sudah tentu macet dimana mana. Bedanya dengan di Indonesia, di Kuwait yang bikin macet jalan cuma mobil karena sepeda motor nyaris tidak ada. Macet karena ada beberapa mobil yang penumpangnya keluar dari mobil untuk joget joget dijalan raya dengan iringan musik keras dari mobilnya.
Lagu Auld Lang Sune Terdengar Bukan Alunan Suara Dzikir
Karena kebiasaan anak muda di Kuwait sini joget joget ditengah kemacetan, maka tahun baru kali ini hanya bisa saya nikmati dari dalam mobil saja. Mungkin anda heran juga, loh di Arab kok ada musik dan ada yang joget joget segala. Ya iya lah, emangnya negara negara di Arab itu Kere, nggak ada Radio, TV dan Tape  ?. Acara TV mencari bakat '
Arab Idol' aja ada, Live Music di Cafe juga ada. Dari sekian banyak negara Arab, yang tidak ada itu cuma pertunjukan konser / live music '
Guns And Roses' di Mekah dan Madinah saja. Dua kota ini memang bukan tempatnya untuk hura hura pesta tahun baruan.
Kemacetan Tahun Baru Di Jalan Raya Sekitar Al-Kout Mall
Dimana Mana Orang Mau Nonton Pesta Kembang Api Nggak Ada Yang Teriak Haram. Kafir Seperti Di Indonesia
Al Kout Mall Pusat Keramaian Pesta Kembang Api Ada Disini
Baca Juga :Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Trip Selengkapnya