Mohon tunggu...
Ardis Family
Ardis Family Mohon Tunggu... Administrasi - Kumpulan Kisah Perjalanan Keliling Dunia

Percayalah, Semua Kota Ada Bedanya . http://ardisfamily.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Sopir Havaz Bus 'Basa Jawa' di Istanbul

5 Juni 2012   10:50 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:22 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="alignnone" width="150" caption="Check Imigrasi Sabiha Airport istanbul"][/caption] Pesawat Jazeera yang membawa kami dari Kuwait tinggal landas jam 07:15 pagi dan tiba di bandara Sabiha Gokcen Istanbul jam 11:15. Proses immigrasi cukup bagus dan lancar karena kita sudah pegang Visa Turki dari Kuwait. Tetapi saya perhatikan ada loket Visa On Arrival juga di bandara ini dan antriannya sangat panjang. Artinya, banyak penumpang  yang tidak mengurus Visa di Kedutaan Turki tetapi langsung terbang dan mengurus Visa di bandara ini. Saat ini memang pemegang passport Indonesia bisa memanfaatkan Visa On Arrival Turki. Baca : Visa On Arrival Turki Untuk Pemegang Passport Indonesia. Tetapi, kalau nggak mau  ngantri panjang di bandara seperti yang saya saksikan saat ini, maka nggak ada salahnya kita ngurus Visa di kedutaan Turki saja. Hanya dua hari prosess saja. Keluar dari bandara dengan bermodal peta Istanbul dan buku Istanbul City Guide, kita benar benar ngikuti apa yang tertulis dalam buku. Buku tersebut masih baru dan sangat akurat sekali. Sengaja kita tidak memilih naik taxi karena jarak bandara Sabiha Gokcen (di Asia) ke kota (di Eropa) cukup jauh, 37 Km dan ongkosnya relatif mahal. Di bandara ini juga tersedia hotel shuttle bus service, tetapi komersial dan bukan milik Hotel sehingga kita dikenakan biaya yang tidak bisa dikatakan murah. . Sabiha Gokcen Airport - Levent (Havas Bus)

HAVAS Bus Istanbul Bus bandara namanya HAVAS, tertulis sangat besar di badan bus. Keluar dari pintu 'arrival', langsung belok kanan kira kira 50 meter saja sudah menunggu HAVAS bus segala jurusan. Tujuan kita adalah ke Sultan Ahmet, Old City Istanbul tempat berbagai obyek wisata yang akan kita tuju. Untuk menuju Sultan Ahmet kita harus ganti angkutan yang bernama Metro. Metro adalah kereta api bawah tanah sama halnya dengan yang di Singapore, kalau di Singapore namanya MRT (Mass Rapid Transportation). Tempat pergantian angkutan ini ada di Levent. .
Kota Istanbul Yang saya senang, perjalanan dari airport ke kota benar benar seperti di Indonesia, serasa kita sedang dalam perjalanan ke puncak, bukittinggi, Berastagi atau di obyek wisata pegunungan di Indonesia. Alamnya hijau penuh dengan pepohonan dan rumput rumput yang tertata rapi, rumah disepanjang jalan beratap limas dan bergenting seperti di Indonesia, bangunan berwarna warni tidak monoton coklat seperti di Kuwait dan Saudi Arabia, Jalan naik turun dan udara dingin seperti di daerah pegunungan di Indonesia. Langsung deh ingat kampung halaman yang indah dan permai..
Perjalanan Menuju Hotel Yang saya pusing tujuh keliling, tidak ada satupun tulisan berbahasa Inggris saya temui di sepanjang jalan, semuanya bahasa Turki termasuk sopirnya juga selalu njawab bahasa Turki kalau ditanya bahasa Inggris. Akibatnya lebih baik saya ngomong bahasa Jawa dan si sopir njawab bahasa Turki. Bisa nyambung kok, daripada susah susah bahasa Inggris. Saya harus jelasin tujuan saya ke si Sopir pakai bahasa Jawa campur Indonesia, 'Mas aku arep dolan nang Sultan Ahmet, mudune nang ngendi ?', tahu tahu saya diturunkan di Levent, persis didepan pintu masuk stasiun bawah tanah, dan dia wanti wanti ke saya pakai bahasa Turki supaya naik metro dan turun di Taksim. 'Nek Aku tertidur, bablas nang ngendi mas ?', sambil tangan saya memperagakan sedang tidur. Si Sopir dengan bahasa Turkinya langsung njelaskan 'Nggak mungkin tertidur mas, jaraknya dekat dan Taksim adalah stasiun terakhir, paling  akan bolak balik dibawah tanah kalau sampeyan benar benar tertidur'. . Baca Juga :

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun