Mohon tunggu...
Ardis Family
Ardis Family Mohon Tunggu... Administrasi - Kumpulan Kisah Perjalanan Keliling Dunia

Percayalah, Semua Kota Ada Bedanya . http://ardisfamily.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Sepedaku Dicolong Maling Bule

2 Oktober 2014   10:27 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:41 600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bersepeda Di Belanda Iklim Belanda Sangat Berbeda Dengan Indonesia Ngonthel Seharian Nggak Bakalan Berkeringat . Ada rasa nggak percaya, kaget, heran, marah, sedih dan juga  geli yang bercampur aduk jadi satu saat mendengar kabar sepeda kesayanganku hilang digondol maling. Ini di Belanda bukan di Indonesia dan saksi mata yang menyaksikan mengatakan malingnya Bule sejenis Leonardo D'Caprio. Kalau kejadiannya di tanah air barangkali saya bisa memaklumi, tetapi ini jelas jelas malingnya sebangsa dan setanah air dengan pacar artis artis Indonesia yang sering dimunculkan di acara gossip celebrities SCTV, RCTI, METROTV dan TVONE  . .

Sepeda Batavus Baruku Saat Baru Keluar Dari Toko Nggak Nyangka Dicolong Maling Bule Londo . Sepeda saya memang bermerk terkenal yaitu Batavus. Saya beli setahun lalu di sekitar Presikhaf, Arnhem dengan harga cukup murah karena bukan sepeda baru tetapi barang bekas atau second hand. Merk sepeda Batavus memang sering jadi incaran maling karena kwalitasnya setara dengan sepeda mahal lainnya seperti Gazelle dan Puch. Pada saat saya membeli sepeda setahun lalu memang saya telah diperingatkan oleh penjualnya supaya membeli rantai sepeda yang paling besar dan kuat dengan kunci yang tidak bisa dicongkel. Saya juga diberitahu tata cara mengamankan sepeda cukup dengan merantai body sepeda ke tiang apapun yang kuat. .
Dimana Ada Pagar Selalu Dipakai Untuk Merantai Sepeda . Tapi, karena nggak begitu percaya di Belanda banyak maling sepeda maka saya belikan rantai yang biasa biasa saja, pokoknya murah. Itupun jarang saya gunakan terutama kalau masuk toko toko kecil hanya beberapa menit saja. Apalagi kalau tidak bisa menemukan tiang yang kosong. Di Belanda, tiang atau pagar jembatan saja bisa jadi rebutan. Saya sering menyaksikan sepeda dilemparkan kedalam kanal hanya karena jengkel tempatnya ditempati sepeda lain atau kesulitan mengambil sepeda karena terhalang sepeda sepeda lain. .
Korban Orang Belanda Pemarah Sepeda Diinjak Injak Sampai Rodanya Peot . Saya kira kebiasaan merantai sepeda ke tiang lampu penerangan jalan dan pagar jembatan hanya di Belanda saja. Ternyata di negara negara Eropa lainnya juga sama saja. Di Berlin Jerman juga luar biasa banyaknya maling sepeda atau sepeda motor. Mudah untuk memperkirakan suatu kota banyak maling atau tidak. Kalau anda melihat sepeda atau sepeda motor diikatkan ke tiang atau pagar dan rantainya banyak atau gede gede mirip rantai kapal, berarti kota tersebut banyak malingnya dan canggih canggih. Jadi, jangan berkecil hati. Di negara negara yang menurut anda majupun juga banyak maling. Saya mengalami sendiri kemalingan sepeda. .
Sepeda Kayu Maling Takut Mencuri Karena Seluruh Belanda Hanya Ada Beberapa Saja
Amsterdam, Ada Tiang Pasti Digunakan Untuk Merantai Sepeda
Rantainya Besar Sekali
Jangan Memasang Rantai Pada Roda Depan Tapi Ikatkan Pada Body Sepeda
Maling Bule Memang Pinter Makanya Jangan Merantai Roda Depan
Malingnya Keburu Lari Belum Sempat Membawa Sepeda
Berlin, Tiang Terlalu Pendek Biasanya Sepeda Diangkat Keatas Untuk Melepas Ikatan Rantai
Berlin, Ini Cara Yang Benar Mengikatkan Sepeda Pada Tiang Tinggi
Sepeda Motorpun Juga Dirantai Menandakan Bulepun Banyak Yang Berprofesi Maling
Nah, Ini Mengherankan Kenapa Dibungkus Jangan Jangan Supaya Nggak Ketahuan Pemiliknya . Baca Juga :

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun