Mohon tunggu...
Tengku Bintang
Tengku Bintang Mohon Tunggu... interpreneur -

Pensiunan

Selanjutnya

Tutup

Money

Syukurlah, Harga Beras Naik

17 Januari 2018   09:40 Diperbarui: 17 Januari 2018   10:53 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada banyak ironi dalam praktek kebangsaan kita, dikaitkan dengan dunia per-beras-an. Kita mengaku sebagai negara agraris tetapi tidak malu menjadi importir bahan pangan. Kita bangga memiliki negeri yang subur dan makmur tetapi membiarkannya ditumbuhi alang-alang. 

Terakhir ini, kita mengaku sebagai produsen beras tetapi ribut jika harga beras naik. Lha, maunya masyarakat ini apa?

Jika buruh pabrik atau pegawai negeri yang mengeluh kesulitan dengan naiknya harga beras, masih masuk akal. Tetapi kalau petani sendiri yang keberatan, ini kan namanya dunia jungkir-balik!

Saya yakin petani pun bergembira dengan kenaikan harga beras. Kalau ada yang mengatakan petani keberatan dengan kenaikan harga beras, itu adalah mereka yang sudah mulai rusak ingatan. Memang banyak juga pengamat sosial  ekonomi yang sudah pikun.

Yang pokok, untuk memajukan pertanian itu maka hidup petani haruslah sejahtera. Petani harus bisa memasuki kelas ekonomi menengah keatas dari hasil pertaniannya.

Itu artinya harga komoditi pertanian harus naik. Bila perlu naik berlipat-lipat dari yang sekarang.

Ini baru naik sedikit sudah ribut. Cengeng sekali!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun