Mohon tunggu...
Tengku Bintang
Tengku Bintang Mohon Tunggu... interpreneur -

Pensiunan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Topik Agama dan Poligami Membakar Kompasiana

11 Agustus 2012   10:55 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:56 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orang Indonesia itu memang begitulah dari dahulu: Tukang bual! Pintar omong tetapi malas bekerja. Kalau sudah berdebat soal agama dan kepercayaan….., apalagi dibumbui persoalan selangkangan, whuiiih…., sampai berbusa-busa mulutnya. Ada saja cara mereka memetik dalil untuk membenarkan pendapatnya. Lalu saling menghujat ke kiri dan ke kanan. Padahal intinya hanya soal selangkangan. Seperti menonton anak kambing menyundul-nyundul tetek induknya, sesuatu bagian di tubuhnya terasa bergerak-gerak. Tidak laki-laki tidak perempuan, tidak sarjana tidak pengangguran, langsung nyemplung ikut berkoar.

Topik seperti ini juga kerap menjadi menu utama ceramah-ceramah selama Ramadhan ini. Membahas soal hakikat puasa, berharap yang dipertegas adalah maksud Tuhan memerintahkan hamba-Nya berpuasa, tiba-tiba yang dibahas melulu soal menstruasi, haid, nifas, bersenggama, mimpi basah, mandi junub, air mani, air tajin, hamil, dan sejenisnya.

Brengsek sekali!

Di Kompasiana ini pun, topik-topik mengenai konsumerisme, kelangkaan pangan, kelangkaan kedelai, tak ada yang menggubrisnya. Tulisan saya yang begitu prgresif  mengenai upaya memenuhi kebutuhan kedelai nasional hanya dibaca 59 orang. Bayangkan, hanya 59 orang! Komentar di bawahnya pun sepertinya karena terpaksa, tak enak lewat begitu saja, kawan baik soalnya…..

Padahal kita semua tahu, tanpa pangan tak ada orang bisa membual soal agama. Tanpa kacang kedelai, tak ada selangkangan bisa berbunyi selain angin hampa! Semestinya dalil-dalil agama dikaitkan dengan persoalan krusial itu, bukan malahan memerasnya menjadi perbincangan tetek-bengek yang tak ada faedahnya!

Dapat dibayangkan kasus Robohnya Surau Kami akan kembali terulang. Seandainya kiamat tiba esok hari, hampir seluruh manusia di Indonesia ini akan terjun bebas menuju Api Neraka. Lha, kalau malaikat bertanya apa yang kalian bahas di Kompasiana? Bagaimana soal kacang kedelai? Korupsi? Kemalasan? Lalu kita menjawab telah mengupas habis soal akidah dan selangkangan. Kah kah kah……..

Karena itu saya mengingatkan kembali kepada rekan-rekan kompasianer, bahwa perdebatan mengenai itu telah melampaui batas, bahkan menjemukan. Maksud Tuhan memerintahkan manusia beragama adalah supaya manusia berperilaku selaras dengan harmoni alam, tidak membuat kerusakan di muka bumi. Kalau bagi Tuhan, tak ada bedanya semua manusia memberontak bahkan memaki-maki Tuhan, tetaplah Tuhan itu Maha Tinggi, Maha Segala-galanya…..

Selamat Berbuka Puasa!

Jangan diambil hati!

*****

Tengkubintang, damai di langit damai di bumi!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun