Ada satu idiom tentang perilaku seksual yang berlaku dari jaman ke jaman, yaitu dahulu begini sekarang begitu. Ketika penulis masih SD dahulu, tak jarang para guru berceloteh mengenai perilaku remaja yang berbeda dengan ketika mereka masih remaja dahulu. Begitu seterusnya hingga kini. Orangtua jaman sekarang selalu mengklaim bahwa jaman mereka remaja dahulu lebih bermoral daripada remaja masa kini.
Padahal sebenarnya tidak. Kalau merujuk pada peradaban nenekmoyang yang hidup telanjang di gua-gua dahulu kala, mestinya penyimpangan seksual lebih banyak terjadi. Serat Centini, Kamasutra dan ukir-ukiran porno di situs-situs purbakala diciptakan pada jaman dahulu. Mungkin saja secara kuantitatif pelanggaran seksual lebih banyak terjadi sekarang ini, sehubungan dengan bertambahnya populasi manusia. Akan tetapi tidak dengan kualitasnya!
Peradaban manusia tak pernah berjalan mundur, melainkan maju dan semakin membaik. Negara-negara maju semacam Amerika justru melihat peradaban masyarakat di negara berkembang tetap tertinggal dan urakan. Orang Belanda dahulu menuding perilaku seksual Raja-raja Jawa itu seperti hewan. Perempuan hanya dianggap sebagai objek seksual semata-mata. Faktanya sekarang situasinya telah berubah.
Artinya, peradaban Indonesia itu tidak memburuk, melainkan membaik!
Akan tetapi persoalan seksual memang selalu menarik untuk dibicarakan. Tidak laki-laki tidak perempuan, gemar menggunjingkannya. Padahal makin sering dibicarakan makin buruk akibatnya. Bagi orang yang jauh dari hiruk-pikuk seksual, ia melihat segalanya berlangsung biasa saja. Remaja yang baik tak kurang banyaknya. Tapi bagi orang yang terus-menerus meenggeluti survey-survey seks, ia bisa terjerumus dalam penilaian keliru. Dikiranya remaja itu semuanya telah menjadi hamba seks, terjerumus di lembah hitam, tak bisa diperbaiki lagi.
Akhirnya muncul kebijakan Menkes yang baru, mempopulerkan kondom di sekolah-sekolah. Mungkin akan ada pelatihan memasang kondom, berbagai macam produk kondom, sambil tertawa cekikikan. Kemudian kondom dijual di kantin atau di kios pekarangan sekolah. Di kios semacam itu yang dijual bukan hanya kondom, melainkan juga obat kuat, alat memperbesar penis, pil KB, stud, anti-biotik, IUD, spiral, penis karet, vagina sintetis, dan lain-lain. Persis seperti di pelacuran!
Kacau balau!
*****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H