Lama-lama jenuh juga mengikuti pemberitaan politisi di Jakarta itu. Lagaknya saja keren-keren, gelar akademik berentet-rentet, mahir twitter-an, bicaranya London - Amerika, ternyata tukang maling semua. Begitu hendak diselidiki, banyak saja cengkunetnya!
Si Anas itu, kalau di kampung-kampung, pantasnya jadi tukang kredit. Ia tak bakalan menjadi ketua organisasi apa pun, apalagi mendapat sebutan ketua besar. Yang pantas menyandang pangkat Ketua Besar itu adalah saya, Tengku Bintang Yang Pemberani (meskipun sangat takut terhadap ular dan babi hutan, apalagi macan). Dan Si Enji itu, berpuluh-puluh perempuan kampung lebih cantik dari dia. Cuma tak pernah masuk tivi saja!
Okelah, supaya tidak menambah-nambah dosa, Ketua Besar mau berangkat dulu. Masuk hutan selama seminggu. Syukur-syukur ada sinyal modem di sana nantinya. Saya akan kirimkan photo-photo kegiatanku sebagai Ketua Besar, melayani kepentingan kaumku, yakni kaum petani.
Ini photonya:
[caption id="attachment_161053" align="aligncenter" width="344" caption="Ketua Besar, da..dah.....(privat doc.)"][/caption]
Dan ini lagu di mobilnya :
Hymne Guru: Terpujilah, duhai engkau, Ibu Bapak Guru....dst.
Tak bisa di upload, he he Selamat Sore, Kompasiana! ****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!