Mohon tunggu...
Tengku Bintang
Tengku Bintang Mohon Tunggu... interpreneur -

Pensiunan

Selanjutnya

Tutup

Humor

Asal-usul Micin (Bumbu Masak)

25 November 2010   10:45 Diperbarui: 4 April 2017   18:13 7175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Ternyata mi-cin (bumbu masak untuk bakso itu) sudah ditemukan sejak zaman Tiongkok Kuno, jauh sebelum Dinasti Ming berkuasa. Ketika itu para ahli bumbu menangkapi beruang panda untuk digiling menjadi serbuk halus, dibungkusi, lalu dicampurkan ke sayuran. Itulah mi-cin.

Setelah memasuki era Dinasti Ming, perburuan panda mulai dilarang karena dikhawatirkan punah. Namun bumbu mi-cin tetap disukai, apalagi dihidangkan di atas keramik kuno yang mahal itu. Maka Sang Raja memerintahkan untuk dicari alternatif bahan baku pengganti. Dalam waktu satu hari harus didapatkan. Jika tidak, semua juru masak akan digiling menjadi mi-cin.

Maka muncullah ide cemerlang dari komandan juru masak. Yaitu meminta nasehat dari para orangtua penghuni panti jompo untuk ikut memecahkan masalah ini. Saran mereka dan pengalaman mereka mengolah cita-rasa. Mereka diminta ikut ke dalam pabrik bumbu untuk melihat-lihat proses pembuatan adonan. Maka beriringanlah mereka datang, ada yang berjalan tertatih-tatih, dituntun, atau digendong pakai tandu.

Satu jam kemudian mereka keluar lagi. Tapi tak ada yang berjalan lagi. Semuanya sudah berada dalam plastik kecil-kecil, halus-halus seperti serbuk. Rupanya mereka telah digiling menjadi mi-cin. Persis seperti mi-cin yang kita kenal sekarang.

Makanya, jangan suka pakai mi-cin.
Nanti didatangi banyak penyakit.

*****

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun