Mohon tunggu...
Tengku Bintang
Tengku Bintang Mohon Tunggu... interpreneur -

Pensiunan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pilpres, Cakil Vs Rahwana

18 April 2014   15:52 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:31 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini cerita dari pedalaman Sumatera, tepatnya di lokasi perkebunan di Propinsi Jambi, dimana pentas wayang kerap digelar meramaikan kampanye pileg lalu. Karena penulis bukan pemain wayang dan tak begitu paham dunia pewayangan, jadinya oke-oke saja ketika nama-nama wayang ditempelkan kepada tokoh-tokoh politik kita sekarang ini. Entah memuji atau mengejek, entahlah itu. Yang jelas masyarakat begitu kompak menamainya demikian:

Si Cakil untuk Joko Widodo.

Si Durna untuk Amien Rais

Si Rahwana untuk Prabowo.

Sebagai info tambahan bagi timses nasi bungkus maupun timses betulan, bahwa masyarakat pedesaan tak terlalu peduli dengan visi-misi dan program rencana tetek-bengek. Mereka menilai seseorang kontan-kontanan saja, tanpa tedeng aling-aling. Dan bagi mereka hanya ada dua pesaing untuk Pilpres mendatang, yaitu Prabowo dan Jokowi. Capres-capres lainnya silakan minggir jadi penonton sambil mengamankan pundi-pundinya daripada terkuras percuma.

Berikut kesan mereka terhadap Prabowo dan Jokowi.

1. Prabowo tegas, mantap, bertubuh tinggi-besar dan tampan, tidak malu-maluin jika berada di tengah presiden lainnya. Berpakaian selalu rapi, serius menghadapi masalah, tenang dan bertanggungjawab. Prabowo sangat cocok jadi presiden….., sayangnya, tak beristeri!

2. Jokowi pecicilan, krempeng, kalau bicara suka geremeng. Tak pernah memasukkan baju dan lengan bajunya digulung seperti itulah. Bagaimana nanti kalau berphoto sama presiden negara maju? Apa mau diulangi seperti yang dulu itu? Kayak nggak ada lagi orang lain di Indonesia ini…

Note: Ini omong-omongan di pedesaan, semoga para timses mendengarkan suara ini dan segera membenahi jagoannya. Suara pedesaan itu penting, karena 60 persen penduduk Indonesia berada di pedesaaan. Meskipun bermukim di pedesaan, seleranya tinggi juga llhoh…

*****

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun