Mohon tunggu...
Tengku Adri
Tengku Adri Mohon Tunggu... wiraswasta -

PEDULI ATRESIA BILIER

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Beginilah Perlakuan Pejabat Daerah terhadap Pejuang Atresia Bilier, Nafis Laiz Azzam

20 Agustus 2015   07:43 Diperbarui: 20 Agustus 2015   08:10 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Barusan saya dari kabar mengejutkan dari orang tua Nafis Laiz Azzam, pejuang Atresia Bilier asal Helvetia, Deli Serdang - Sumatera Utara

[caption caption="Pejuang Atresia Bilier asal Deli Serdang - Sumatera Utara , Nafis Laiz Azzam"][/caption]


Kedua orang tua Nafis bercerita bagaimana Camat Labuhan Deli, Kepala Puskesmas Labuhan Deli dan Direktur Rumah Sakit Daerah Lubuk Pakam memperlakukan mereka !

Sebagai warga negara seharusnya mereka mendapat perhatian dan pelayanan yang baik dari aparat pemerintah. Apalagi anak mereka saat ini menderita penyakit yang cukup berat. Tidak ada solusi bagi kesembuhan anak mereka selain cangkok hati.

Tidak mudah bagi mereka memperjuangkan hal itu. Cangkok Hati termasuk tindakan medis yg sangat mahal !

Dibutuhkan sedikitnya 1 Milyar rupiah agar prosedur yg memakan waktu belasan jam itu bisa terlaksana.

Upaya persiapan menuju cangkok hati juga sangat sulit. Penderita Atresia Bilier yg umumnya adalah bayi harus mengkonsumsi susu khusus yg harganya tidak murah, yaitu 250 ribu / kalengnya. Setiap bulannya Nafis membutuhkan sedikitnya 12 kaleng. Sebagai buruh pabrik, ortu nafis tentu mengalami kesulitan memenuhi kebutuhan susu tersebut.

Kembali lagi ke point diatas, dimana peran pemerintah ?? Kemana bupati , camat dan puskesmas ??

Ketika itu saya tanyakan kepada kedua orang tua nafis, sumpah...saya terkejut. Pengen marah tapi gak bisa !!

Ya, gak bisa saya marah...

karena setiap 2 minggu, mobil dinas pak camat dan ambulance puskesmas dipake untuk mengantarkan nafis kontrol ke RS Adam Malik. Mereka gak perlu pusing lagi memikirkan biaya transportasi dari Helvetia ke RS Adam Malik yang jaraknya cukup jauh.

Camat dan Kepala Puskesmas juga rutin memberikan santunan kepada mereka. Tim puskesmas labuhan deli juga rutin memberikan suntikan vitamin - K yang memang dibutuhkan oleh nafis.

Gimana saya mau marah ?? kan gak mungkin !

Direktur Rumah Sakit Lubuk Pakam juga begitu, setiap bulannya beliau rutin mengunjungi nafis. Dalam sebulan bisa 3-4 x beliau menjenguk nafis di rumahnya. Tak jarang beliau juga memberikan santunan untuk nafis. Beberapa waktu yg lalu, saat nafis dirawat di RSUD Lubuk Pakam, Nafis diberi ruang rawat kelas VIP. Dan hal itu sudah terjadi beberapa kali.

Lagi-lagi saya gak bisa marah sama direktur rumah sakit daerah itu.

saya shock mendengar penuturan dari kedua orang tua nafis barusan. Saya gak nyangka, ternyata masih pejabat pemerintah yang punya hati. Keluarga Nafis mendapatkan apa yg memang menjadi HAK mereka. Keluarga kecil ini diperlakukan dengan sangat baik

Semoga hal seperti ini tidak hanya dialami oleh keluarga nafis, tapi juga warga negara lainnya.

Memang Fitrah nya pejabat itu melayani, bukan dilayani.

Begitulah cerita singkat orang tua nafis kepada saya malam ini. Disaat mereka menyebut kata "camat" saya sudah siap2 mau marah, tapi ternyata malah terharu

Oya, mohon doanya juga untuk kesembuhan Nafis.


Sejak beberapa bulan yang lalu kami rutin menyalurkan donasi berupa susu khusus untuk Nafis. Tapi seiring bertambahnya usia, kebutuhan susunya terus bertambah.


*Tabik*

Medan, 19 agustus 2015

Tengku Adri,
Direktur Nyfara Foundation
Yayasan Peduli Atresia Bilier

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun