Mohon tunggu...
Tengku_ Rhman
Tengku_ Rhman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya Adalah seorang anak nelayan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Klaim Kebenaran dan Bayang Kafir

14 Oktober 2024   12:50 Diperbarui: 14 Oktober 2024   12:54 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di tengah pergulatan kebenaran yang gemuruh,  

Para pengklaim berdiri di arena dogma,  

Menuding ke arah lawan dengan penuh percaya diri,  

Menyebut yang berbeda sebagai kafir, sesat, anak-anak pendosa dan hina.

ihdinashirotol Mustaqim "Satu mazhab, satu jalan, satu kebenaran,"  

Seru mereka, seolah olah mereka adalah penuntun tunggal,  

Menyisihkan seluruh spektrum iman 

Seolah Tuhan hanya berbicara melalui satu suara.

yang kanan berkata, "Kami yang benar, yang lain sesat,"  

yang kiri membalas dengan argumen yang sama tegas,  

Satu sisi menuduh yang lain tidak sah 

Keduanya terjebak dalam perang yang tidak berkesudahan 

timbul tanya apakah Tuhan hanya berbicara dalam satu dialek? 

Atau suara-Nya meresap dalam setiap bahasa?

sungguh kicauan mereka bagaikan palu godam,  

Memecahkan perbedaan menjadi daging dan tulang,  

Mengapa batas-batas ini begitu kaku dan mencekam?

Apakah memang seperti itu label kebenaran?

alkisah pada dahulu kala sekelompok penuntun bersabda"mereka berbeda Musnahkanlah !!"

dengan satu nada membakar tempat hamba-hamba beribadah

apa begitu buruknya tuhan? hingga menghalalkan darah para pemuja nya?

sungguh pintar nian mereka berlakon 

agama hanya sebagai ladang penghasilan 

pabila ladang penghasilan mengalami penurunan 

lantas menjadikan yang lain sebagai korban dan dikambinghitamkan 

Di tengah klaim klaim mutlak, mereka melupakan,  

Bahwa setiap keyakinan adalah hasil interpretasi,  

Bukankah setiap tafsir juga bisa cacat dan terbatas?  

Mengapa harus terjerumus dalam fanatisme dan dogma yang membelenggu?

Diatas panggung sandiwara dengan penampilan drama dengan klaim perpecahan 

Apakah dalang terjebak dalam cakar eksklusivitas?  

Atau kebenaran-Nya tersebar dalam keberagaman?

Melebihi batas-batas klaim yang kita buat dan pertahankan?

Wahai pemegang kunci kebenaran sudahi kedunguan ini dan lihatlah sekeliling,  

Di luar batasan klaim dan hujatan, sungguh ada cahaya yang terang disana 

Mari temukan keberanian untuk merangkul perbedaan,  

Karena mungkin, di situlah Tuhan berbicara dengan suara-Nya yang paling murni.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun