Mencintainya, bagai mencintai bayang dalam kesunyian yang tak bermuara, Â
Aku terdiam di tepi takdir, di mana jejakku hilang dalam angin yang tiada suara. Â
Melihatnya dari jauh, seperti memandangi bintang yang tak pernah tersapa, Â
Hanya cahaya yang kurasa, sementara aku padam di antara malam yang tanpa kata.
Mengingatnya, meski dalam benaknya aku tak pernah menjadi kisah, Â
Seperti sebatang kayu yang jatuh, lenyap dalam aliran sungai yang pasrah. Â
Aku tenggelam dalam doa-doa tanpa wajah, Â
Meminta pada langit yang bisu, agar takdir-Nya melukiskan cinta yang indah.
Wahai Yang Maha Mengatur segala arah kehidupan, Â
Kulepaskan namanya dalam setiap desah yang membuncah dalam keheningan, Â
Menitipkan rindu pada setiap malam yang kusulam dengan harapan, Â