Proyek pelabuhan Kuala Tanjung sudah sesuai dengan teori Rostow bahwa syarat yang perlu diusahakan sebelum suatu negara dapat "lepas landas" adalah perubahan sikap mental masyarakat. Dalam hal ini,proyek pembangunan pelabuhan Kuala Tanjung, masyarakat sangat mendukung pembangunan ini karena berorientasi pada masa depan.Pembangunan ini juga meningkatkan kemampuan warga masyarakat untuk menyerap ilmu pengetahuan dan teknologi. Menurut salah satu warga pembangunan ini dipandang positif,karena diharapkan akan membuat Kabupaten Batubara dikenal di Asia, karena Kabupaten Batubara akan menjadi corong pintu masuk perekonomian kawasan industri.
Pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Batubara dan dipandang positif mengenai potensi yang ada daripembangunan itu. Pembiayaan pembangunan pelabuhan Kuala Tanjung dengan jumlah anggaran yang tidak sedikit. Menurut Mentri Perindustrian, pemanfaatan Pelabuhan Kuala Tanjung bersifat mendesak dan pembiayaan dapat diperoleh dengan relatif “murah”. Tetapi ternyata anggaran yang dikeluarkan untuk pembangunan pelabuhan Kuala Tanjung mencapai triliun.
Pembiayaan pembangunan pelabuhan Kuala Tanjung sesuai dengan teori pinjaman daerah yaitu dana proyek ini salah satunya berasal dari Pemerintah. Adanya pinjaman daerahsebagai sumber pembiayaan pembangunan merupakan upaya Pemerintah Sumatera Utara menunjukkan kemampuan dan mendewasakan sistem perencanaan anggaran daerah secara lebih mantap dan mandiri.
Pemerintah Sumatera Utara menentukan skala prioritas program yang layak dibiayai oleh dana pinjaman yaitu program pembangunan infrastruktur berupa pelabuhan Kuala Tanjung. Tujuan penggunaan pinjaman daerah, dalam hal ini adalah Pemerintah Sumatera Utara, sesuai dengan teori yaitu untuk meningkatkan pelayanan umum. Ketika Pelabuhan Kuala Tanjung butuh dikembangkan untuk memecahkan masalah maka dibangunlah pelabuhan Kuala Tanjung sehingga Kuala Tanjung menjadi modal dasar untuk akses logistik ke pasar dunia. Tujuannya untuk memotong (cut off) dari fungsi feeder ke Pelabuhan Tanjung Pelepas Malaysia dan Pelabuhan Singapura.
Akan tetapi pinjaman daerah dapat menimbulkan pengaruh terhadap keuangan pemerintah daerah. Salah satunya adalah semakin bertambahnya anggaran dana yang dibutuhkan maka akan membutuhkan pajak yang lebih tinggi juga. Dalam hal ini dibutuhkan pendekatan elastisitas. Konsep ini digunakan untuk menganalisis dampak kenaikan pendapatan terhadap pengeluaran daerah. Dengan konsep ini dapat membantu para pengambil kebijakan dalam memutuskan prioritas dana alternatif kebijakan yang memberikan manfaat bagi kemajuan daerah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H