Kalau mau diskusi tentang nasib guru sebenarnya semua orang sudah tahu akan berujung pada topik yang namanya keuangan. Guru selama bertahun-tahun sudah identik dengan masalah keuangan. Gaji guru kurang terutama pekerja guru honorer.Â
Namun, kali ini saya punya sudut pandang lain terkait keadaan finansial seorang guru. Pendapat ini pun juga tidak sekedar teori karena saya sendiri menjadi guru sekolah Internasional dan saya mendapatkan pengalaman yang berbeda mengenai keuangan dan karir. Pengalaman ini juga menjadi salah satu dasar dalam novel "Tengah Malam di Bulan Juli".
Resikonya bisa berupa bertambahnya beban kerja seperti menjadi wali kelas atau kegiatan lainnya. Intinya, bayaran bertambah, beban kerja juga bertambah.
Hal ini benar-benar menjengkelkan tentunya karena kadang ada bagian tertentu yang berbeda antara kurikulum internasional dan nasional sehingga harus sering klarifikasi dengan siswa dan berdoa supaya mereka tidak bingung nantinya.Â
Karena adanya UNAS, maka biasanya guru lokal harus ngajar pelajaran tambahan sehingga mereka pulangnya lebih telat daripada guru internasional.
"Hah?! Guru Internasional? Maksudnya, Guru asing?"
Ya, guru asing. Jadi, di sekolah Internasional pun biasanya ada guru asing. Mereka bisa berasal dari Asia Tenggara atau daerah lain. Bayaran mereka pun cukup tinggi bisa nyentuh 3 sampai 4 kali UMR tapi mereka cuman ngajar 1 sistem kurikulum saja sedangkan yang lokal harus ngajar 2 sistem kurikulum dengan bayaran UMR. Cukup greget, kan? Pulang telat tapi bayaran gitu-gitu aja.
Saya sebagai guru sains pun harus bersaing dengan orang-orang dari Eropa, Asia Tenggara, dan benua lainnya (Guru sosial dan bahasa Indonesia masih lebih baik karena mereka tidak harus bersaing dengan orang Internasional).Â
Artinya, di sini kita harus punya kemampuan lebih terutama di bahasa Inggris. Pengalaman saya, biasanya salah satu appraisal perusahaan adalah seberapa cakap bahasa Inggris seorang guru. Jika cukup ahli dalam bahasa Inggris, Bayaran pun juga bisa tinggi.Â
Selain itu, pengalaman pun juga tidak kalah penting. Berdasarkan observasi saya, pengalaman ngajar bertahun-tahun tidaklah efektif. Jadi, akan lebih baik jika kita mengikuti pelatihan tertentu seperti ikut training online yang disediakan oleh situs Internasional misalnya.Â
Situs internasional sering membuat training mengenai edukasi dan mereka bisa memberikan sertifikat training juga. Untuk anda yang sekarang menjadi guru, tidak ada salahnya mencoba ikut training Internasional.Â
Setidaknya itu melatih kemampuan bahasa Inggris anda. Lantas, apakah sertifikat itu hanya digunakan sebagai formalitas saja agar dapat gaji besar? Tidak. Selanjutnya, gunakan konsep dalam training itu ke dalam sistem anda.Â
Ya, jadi anda sendiri harus mencoba membuat sistem yang menurut anda ok untuk murid anda. Semakin efektif sistem anda dalam mengajar, semakin besar pula nilai jual anda. Bahkan, bisa jadi, anda tidak perlu jadi pegawai lagi.
Beberapa rekan saya memiliki alasan menjadi guru karena bisa dekat sama keluarga (bayangkan saja kerja di Industri bisa-bisa libur panjang hanya di lebaran tapi kalau jadi guru bisa libur panjang di masa natal dan lebaran).Â
Selain itu, guru juga pekerjaan yang mulia sehingga tidak ada masalah juga kalau kita jadi guru. Karena waktu yang longgar itu, biasanya mereka akan kerja paruh waktu jadi guru les.Â
Dampaknya, gaji mereka jika diakumulasi bisa setara sama manajer di Industri. Total bayaran mereka bisa 7-8 jutaan yang setara dengan gaji manajer berdasarkan situs michaelpage. Jadi, jangan pernah remehkan pekerjaan guru pada zaman sekarang.Â
Jika orang asing bisa "invasi" negara kita, mengapa kita tidak bisa "invasi" negara mereka? Kita tahu bahwa kurikulum internasional artinya berlaku secara internasional. Berarti, kurikulum itu bisa berlaku di berbagai negara.Â
Maka, anda bisa pelajari kurikulum internasional itu dan anda bisa melamar juga kerja di luar negeri. Mereka pun juga tidak ada masalah selama anda bisa bahasa Inggris dan paham akan kurikulum internasional itu.Â
Untuk memahami pun juga bisa baca-baca di Internet atau ikut training resmi dari penyedia kurikulum internasional tersebut. Hal tersebut akan menambah kepercayaan diri perusahaan internasional untuk merekrut anda.Â
Terakhir, pendidikan pada zaman sekarang adalah Investasi. Investasi dalam bentuk rumah, emas, saham dan derivatnya tidak akan kita bawa sampai mati tapi ilmu dalam pendidikan akan kita bawa sampai mati dan bisa dipakai terus-menerus. Oleh karena itu, jika anda bisa membuat sistem pengajaran yang baik kepada murid anda, mereka tidak ragu membayar mahal ke anda.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI