Sangat indah perumpamaan lirik di atas tentang Ramadhan, seperti taman bunga yang harum semerbak. Harumnya mampu menghilangkan kerak-kerak dosa yang sudah menahun. Jika ketika datangnya bulan Ramadhan sekarang di hati setiap anak manusia ada sebuah kegembiraan, maka bersyukurlah karena berarti ia (hati) masih bisa merasakan nikmatnya kehadiran bulan ini. Jagalah ia dengan sujud-sujud panjang, dengan tilawah-tilawah indah pada setiap ujung malam, dengan salat-salat sunah yang menjadi seperti pahala ibadah wajib.
Namun, jika datangnya bulan ini tidak ada ada sedikitpun rasa senang, maka beristigfarlah jangan-jangan hati kita sudah mati, jangan-jangan hidup kita sejatinya sudah berada dalam lembah kehancuran. Jika sudah seperti ini, maka bangunlah, lalu berbenah. Hadapkan wajah kita pada yang menciptakan kehidupan, yang menghembuskan ruh dalam diri kita.
“Aku hadapkan wajahku kepada (Allah) yg menciptakan langit dan bumi, dengan penuh kepasrahan kepada agama yg benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yg musrik.” (QS. Al-An’am:79)
Agar kehidupan kita menjadi membaik, tidak gersang. Bukankah rasa gersang dalam dada seperti terhimpit batu besar? Jika “iya” tentu saja kita tidak mau merasakan hal semacam itu. Dunia yang begitu luas terasa sempit. Bukan dunianya yang sempit, tetapi hati kita yang telah mati. Bagi orang-orang yang hatinya sudah mati, maka Bulan Ramadhan adalah momentum perubahan. Jangan sampai bulan ini meninggalkan kita begitu saja tanpa ada goresan-goresan indah pada setiap jejak waktu yang ia tinggalkan.
Mau atau tidak, Ramadhan hanya melintas di depan wajah kita yang lusuh. Ia menawarkan penyejuk, tapi tidak memaksa. kitalah yang mesti menangkapnya. Beruntunglah bagi siapa saja yang bisa menangkap waktu yang melintas itu. Subhanallah…semoga diri ini bisa memanfaatkan waktu yang melintas begitu cepat ini, selamat datang Rembulanku..ahlan wa sahlan yaa Ramadhan.
“Kupegang Ramadhan kali ini
Barangkali esok aku sudah tiada
Keras kugenggam dengan geraham
Semoga bahagia saat menemui Allah.”
www.inspirasitendi.wordpress.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H