Dalam beberapa tahun terakhir, ketimpangan pendapatan di Indonesia telah mengalami beberapa perubahan. Menurut data terbaru dari Kementerian Keuangan, rasio ketimpangan ekonomi juga dikenal sebagai Rasio Gini telah menurun, meskipun masih ada masalah dengan distribusi pendapatan.
Beberapa masalah Ketimpangan Distribusi Pendapatan di Indonesia diantara lain :
1. Tren Ketimpangan Pendapatan di Indonesia
Menurut data dari Badan Kebijakan Fiskal (BKF).Rasio Gini Indonesia pada Maret 2024 turun menjadi 0,379 dari 0,388 pada Maret 2023. Angka-angka ini menunjukkan bahwa sebelum pandemi COVID-19, kesenjangan pengeluaran masyarakat tidak terlalu besar dan semakin menyempit. Penurunan ini terjadi di kota dan perdesaan. Di sisi lain, tingkat kemiskinan juga menurun. Pada Maret 2024, persentase penduduk miskin di Indonesia mencapai 9,03 persen, turun dari 9,36 persen pada tahun sebelumnya. Jumlah penduduk miskin juga turun sekitar 0,68 juta, sehingga total penduduk miskin menjadi 25,22 juta orang.
2. Faktor yang Mempengaruhi Ketimpangan Pendapatan
Beberapa penyebab penurunan ketimpangan pendapatan di Indonesia antara lain:
Inflasi yang terkendali: Pada Juni 2024, inflasi tahunan mencapai 2,51% (yoy), turun dari 2,84% pada Mei 2024. Daya beli masyarakat kelas menengah dan bawah dibantu oleh harga pangan yang stabil.
Pogram Bantuan Sosial: Untuk mengatasi kenaikan harga kebutuhan pokok, pemerintah telah meningkatkan berbagai program bantuan sosial. Ini termasuk program stabilisasi harga pangan dan bantuan langsung tunai kepada kelompok rentan.
Pertumbuhan Ekonomi: Industri manufaktur Indonesia terus berkembang, mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan meskipun ekonomi global mengalami stagnasi.
3. Tantangan dan Prospek ke Depan
Meskipun ketimpangan pendapatan berkurang, masalah akses ekonomi dan distribusi kekayaan tetap menjadi masalah utama. Beberapa masalah yang harus diatasi adalah:Â