Mohon tunggu...
Hery Subroto
Hery Subroto Mohon Tunggu... -

Petani harus modern supaya sejahtera

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Gembiranya Petani Sekitar Pabrik Semen Setelah Lama "Dibohongi"

9 Desember 2016   08:38 Diperbarui: 9 Desember 2016   09:56 1819
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semen Gresik sedang proses menyelesaikan pembangunan embung air di Desa Tegaldowo, yang tentunya, akan merubah pola bercocok tanam dari sawah tadah hujan menjadi sawah irigasi teknis. Melimpahnya produksi padi nantinya juga akan membuka peluang usaha baru yaitu menjual sekam padi ke pabrik Semen Rembang.

Yaa...sebagai upaya memberikan kontribusi bagi penyelamatan lingkungan sekaligus inovasi dalam efisiensi operasional, pabrik Semen di Rembang telah didesain untuk mampu mengolah alternative fuel seperti sekam padi, dan biomass lainnya sebagai bahan bakar untuk mengurangi penggunaan batu bara. Dibayar di muka ibaratnya, perusahaan belum beroperasi dan belum ada keuntungan tetapi sejak proses pembangunan pabrik sudah menggelontorkan dana CSR Rp 13,6 miliar. Hal ini tentu bertentangan dengan UU No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang mewajibkan perusahaan untuk menyalurkan dana CSR setahun setelah beroperasi dan menghasilkan keuntungan. Pabrik semen di Rembang belum beroperasi dan sudah berani salurkan dana CSR sebegitu besar, tentu jika tidak ada keyakinan dan niat baik sebagai bagian dari prinsip bisnis berkelanjutan maka tindakan Semen Gresik mungkin hanya ada di dunia fiksi dan mimpi. 

Jika untuk orang tua yang mayoritas petani diberikan embung air, maka untuk generasi muda diberikan beasiswa dan berbagai bantuan pendidikan kualitas pendidikan, yang diharapkan kedepannya anak-anak petani ini dapat memiliki skil dan kompetensi yang tinggi untuk ikut menikmati keberadaan pabrik Semen Rembang, entah sebagai pekerja, mitra usaha ataupun membuka usaha yang akan sangat dibutuhkan karena ribuan pekerja dan supplier pabrik semen akan beraktivitas setiap hari.

Jadi masih relevankan upaya penolakan segelintir masyarakat yang dibantu LSM-LSM. Apalagi jika yang getol menolak pabrik semen BUMN dibangun di Rembang adalah orang luar dan masyarakat sekitar yang tidak punya lahan di sekitar pabrik semen. Perjuangan mereka selama ini dilandasi niat takut akan dampak buruk pabrik semen. Jika dampak buruk bisa diminimalisir dan bahkan ditiadakan, sedangkan manfaatnya begitu berjibun dan melimpah, lalu masih relevankah menolak pabrik Semen Rembang #mikir.

Selama ini warga sekitar berdirinya pabrik Semen Rembang selalu ditakuti dengan rusaknya lingkungan, kekeringan, polusi, kemiskinan. Yang mengatakan ini tentu sedang menyebar kebohongan, hanya untuk tujuan pribadi supaya terkenal, menaikkan posisi tawar secara politik dan lainnya.  Berhentilah membohongi warga Rembang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun