Baru beberapa hari yang lalu, tersiar berita bahwa pemimpin ISIS, Abu Bakar al-Baghdadi tewas. Pihak Amerika sebagai penggiat yang paling terang-terangan dalam memusuhi mengatakan bahwa Al-Baghdadi bunuh diri dengan bom rompi di sebuah terowongan buntu. Ini terjadi saat militer Amerika melakukan serangan di Suriah barat laut.
Entah kematian al-Baghdadi benar atau bohong, ini bukan akhir dari gerakan ISIS. Ciri khas dari gerakan teroris adalah mereka tidak terpaku dengan satu pemimpin. Namun banyak pemimpin yang mengendalikan ideologi mereka. Â ketika al-Bahgdadi tewas, masih ada pemimpin lainnya yang siap mengambil alih.
Bisa jadi juga, kematian al-Baghdadi merupakan strategi baru ISIS. Seperti yang diketahui karakter gerakan ISIS adalah gerilya, tenang kemudian secara tiba-tiba muncul menyerang. Tidak hanya bersifat fisik, ISIS juga melakukan gerilya psikologis.
Mereka menawarkan kehidupan yang nyaman dibawah kekhalifahn. Dan ditengah-tengah itu, mereka dengan mengejutkan mencekoki pengikut barunya teori jihad yang anarkis. Â Atau menakuti dengan kepala-kepala yang digantung.
Al-Baghdadi mungkin pura-pura tewas atau sengaja membunuh dirinya. Agar semangat jihad ISIS yang "katanya" mulai redup kembali berkobar. Selain itu, ini adalah permainan psikologis untuk lawannya. Setelah mengira ISIS telah melemah, lawan akan lengah. Dan secara mendadak ISIS kembali muncul bersama dengan strategi barunya.
Jangan sampai kita terkecoh dengan segala hal yang berkaitan dengan ISIS. Karena dalam melawan terorisme tidak semudah melawan penjajahan. Mereka lebih tersruktur dengan semangat revolusi yang susah untuk dipengaruhi kembali.
Seperti al-Qaeda, ketika Amerika berfikir dengan membunuh Osama bin Laden adalah akhir dari semuanya. Ternyata, tidak. Al-Qaeda sekarang bergabung dengan ISIS. Sehingga kelompok pemberontak Iran dan Suriah tersebut semakin kuat dan tak terkendali. Dan perjuangan jihad al-Qaeda tetap berjalan beriringan dengan jihad ISIS membentuk tatanan dunia yang baru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H