Mohon tunggu...
Sabda13
Sabda13 Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Tertutup | Mahasiswa

Tulisan yang dibuat bukanlah kebenaran mutlak. Hanya berupa sudut pandang penulis yang masih belajar. Oleh karena itu sangat terbuka pada diskusi terhadap kesalahan yang dibuat.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Di Saat Pemuda Internasional Berseliweran dalam Politik Negara, Indonesia Kapan?

28 Oktober 2019   16:28 Diperbarui: 28 Oktober 2019   16:36 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salma binti Suhail al-Mazrui, sumber: cnbcindonesia.com

Pemuda itu masih bebas. Mereka juga mempunyai prinsip perjuangan yang masih murni, belum memikirkan hidup sekadar untuk uang. Tenaga mereka juga kuat dengan pikiran yang segar. Banyak ide-ide baru tanpa politisasi. Pandangan hidupnya juga belum terfokus pada satu tujuan, sehingga ia melihat apa saja yang salah dan benar bagi ideologinya.

Masa kini, pemuda dinilai lebih matang untuk menghadapi problem yang semakin kompleks. Mereka saja tumbuh ditengah-tengah yang setiap hari muncul. Mereka juga dituntut untuk mendewasakan dirinya dengan cepat dalam menyelesaikan masalah. Bersamaan kaum tua yang sudah berkeinginan untuk cepat pensiun.

Dalam dunia internasional, sudah banyak pemuda berteriak lantang. Menjadi pemimpin diantara para aktivis. Tidak memilih tempat mana mereka akan bersuara, panas atau dingin. Tangannya tetap mengepal. Memegang prinsip yang sudah terbentuk sejak kecil.

Menjadi politikus juga sudah biasa. Dengan jumlah populasi yang lebih banyak dibanding kaum muda, dunia butuh kaum muda sebagai wakil komunitas mereka. Tidak hanya untuk hari ini, dari dulu juga pemuda dibutuhkan dalam politik.

Siapa prajurit terbaik Rasulullah? Mereka adalah pemuda Islam dengan niat pengabdian kepada agama. Tubuh yang kokoh juga turut membakar semangat mereka. Ali bin Abi Thalib diangkat menjadi Khalifah diusia muda. 

Dari pemimpin muda juga, Islam mampu menguasai konstantinopel yang selama bertahun-tahun terlindungi dari serangan luar. Pemuda jugalah Indonesia bisa merdeka, entah dengan perjuangan lapangan atau diplomasi. Mereka melakukan demi kebebasan dalam kehidupan bersama.

Namun bagaimana kenyataannya di negara kita?

Di saat negara lain dengan gencar mengincar pemuda yang mumpuni, atau mencari suara mereka untuk dijadikan pertimbangan kebijakan pemerintahan. Kenapa kita masih terpaku dengan kaum tua dalam politik negara?

Negara tetangga, Malaysia sudah menemukan pemuda dan menjadikannya sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia. Syed Abdul Rahman berusia 25 tahun sudah berjuang dalam politik negaranya. Pemuda itu juga sekaligus menjadi Dewan Rakyat Malaysia Muar. Lalu ada Salma binti Suhail al-Mazrui yang dijadikan Menteri Negara Urusan Pemuda di Uni Emirat Arab saat ia berumur 22 tahun. Selanjutnya Sebastian Kurz diusianya 27 tahun sudah menjadi Menteri Urusan Luar Negeri Austria.

Sebenarnya banyak pemuda berpendidikan dan berkarakter di Indonesia. Bisa dibilang lebih layak dibanding mereka yang sudah tidak kuat lagi mengikuti rapat wakil rakyat sampai sering tertidur. Dan tidak takut dibenci serta hidup miskin, sehingga berani menolak korupsi.

Hanya saja, pemuda Indonesia dibilang kurang berpengalaman dibanding kaum "tua". Meski pendidikan pemuda lebih tinggi dan lebih aktif. Diskusi juga sudah menjadi makanan utama mereka. ya, memang masih belum berpengalaman. Berpengalaman dalam bermain politik kotor.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun