Mohon tunggu...
Temmy Megananda
Temmy Megananda Mohon Tunggu... Administrasi - masyarakat milenial bandung

Manusia biasa yang suka JKT48

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Isu Uighur Isu Agama?

30 Desember 2019   20:53 Diperbarui: 30 Desember 2019   20:55 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid Agung Xian. Photo: Blazej Mrozinski  

Dengan segala fakta yang ada, dapat disimpulkan isu Uighur bukanlah masalah agama, lebih dai itu, isu uighur adalah masalah pelanggaan HAM beat, Hak-hak dasar bagi manusia untuk menjalani hidupnya sebagaimana yang ia mau. 

Salah satu laangan paling kontrovesial dari Kampanye Sinofikasi adalah keharusan tempat ibadah menyesuuaikan dengan adat iongkok, dan busana serta penampilan warganya (terutama Uighur) yang harus disesuuaikan dengan etnis Mayoritas Han seperti tidak boleh bejenggot dan menggunakan kerudung (Meskipun sepetinya hal tersebut bukan merupakan masalah bagi etnis Hui yang masih bebas berpakaian dan berpenampilan).

Larangan selanjutnya adalah pelarangan berbicara bahasa asing yang bukan merupakan adat Tiongkok dan mewajibkan semua penduduk menggunakan bahasa Mandarin. Sebenarnya penghapusan budaya juga terjadi di daerah lain di Tiongkok, salah satunya Macau. Meskipun saat ini Macau memiliki hukum dan sistem pemerintahan sendiri yang terlepas dari Beijing, namun pengaruh dan intervensi Beijing begitu terasa di Macau. 

Penduduk Macau yang sebgaian besar memiliki darah keturunan Portugis, kini hanya sedikit dari mereka yang dapat berrbicara bahasa Potugis serta bahasa Macau (Bahasa campuran Portugis, Kantonis, dan Mandarin), meskipun hingga saat ini adat dan buudaya khas peranakan Potugis masih teasa kental di Macau.

PERSAMAAN ISU XINJIANG, HONG KONG, TAIWAN, DAN TIBET

Ada persamaan mendasar antara isu Uighur di Xinjiang dan isu lainnya di daeah lain seperti Hong Kong, Taiwan, dan Tibet. Persamaan tesebut ialah "Pemberontakan". 

Bukan rahasia umum mengenai pemberontakan dan upaya pemisahan diri Tibet dan Taiwan dari Tiongkok. Namun pada kasus Uighur di Xinjiang serta Hong Kong, rupaya pemberontakan tersebut muncul setelah ada kasus pemicunya. Seperti Hong Kong yang dipicu oleh rencana Hong Kong membuat Undang-undang ekstradisi dimana apabila warga Hong kong melakukan perbuatan pidana, kasusnya dapat dilimpahkan ke Beijing. 

Warga menuduh RUU tersebut adalah salah satu rencana Beijing untuk lebih mencengkram Hong Kong lebih erat. Meskipun bila kita lihat ke Xinjiang, sama sekali tidak ada upaya warganya untuk menuntut memisahkan diri dari Tiongkok, ya sepertinya upaya sinofikasi cukup berhasil dan yang menjadi korbannya ialah warga muslim di Xinjiang.

APA YANG DAPAT KITA LAKUKAN?

Tentu melakukan aksi unjukrasa dan berteriak-teriak disini tidak akan mengubah apapun di Xinjiang. Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah upaya diplomasi. 

Seharusnya Indonesia bisa berrbuat lebih dalam kasus ini. Betapa tidak, kita merupakan negara dengan penduduk yang mayoritas muslim terbesarr di dunia, Indonesia juga memiliki hubungan yang erat dan mesra dengan Tiongkok. Seharusnya, Beijing bisa mendengar dan mempetimbangkan apa yang nantinya akan Indonesia sampaikan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun