Mohon tunggu...
Themis Ada
Themis Ada Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

uksw

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

"My Wonder Woman", Lulusan Ekonomi yang Sukses di Bidang Pertanian dan Perkebunan

17 September 2018   01:45 Diperbarui: 17 September 2018   02:05 750
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa jadinya kalau Ibu kita bekerja sangat keras untuk memperjuangkan masa depan kita? Yang pasti, kita sangat memikirkan dan berusaha untuk mengurangi bebannya.Beliau adalah Ibu kandung dari saya sendiri yang menjadi salah satu inspirasi dan motivasi dalam fokus ke bidang pertanian yang saya lakoni sekarang dalam perkuliahan.

Dalam artikel ini, saya akan mengajak teman-teman semuanya untuk mengenal lebih dekat secara singkat perjuangan seorang wanita perkasa yang menginspirasi saya serta banyak orang. 

Wanita kelahiran Toraja, 1 Maret 1967 itu bernama lengkap Lidwina Arrungan,SE. Beliau merupakan anak pertama dari 6 saudaranya. Saya mendengar dari banyak orang serta mendengar langsung dari Ibu mengenai kehidupannya di masa lampau. Beliau dikenal banyak orang karena orangnya yang kerja keras, pandai bergaul dan Ibu yang periang hahaha.

Sekarang, mari kita menulusuri perjalanan kisah beliau dalam bidang pertanian dan perkebunan. Ibu saya adalah lulusan sarjana ekonomi dari Universitas Hasanuddin Makassar. 

Beliau membiayai kuliahnya sendiri dari hasil usaha parttime job dalam selah waktu kuliahnya. Berbeda dengan saya yang sekarang kuliahnya dibiayai, dulu ibu yang berjuang sungguh-sungguh untuk menggapai cita-citanya dengan mencari cara agar dapat lanjut kuliah.

Setelah lulus kuliah, ibu saya masuk di bagian perkebunan Sulawesi Selatan. Dari situ, ia sering dipercayai untuk menangani pembibitan dalam bidang tanaman perkebunan maupun konservasi dan reboisasi hutan. Tender demi tender sering diajukan demi mendapatkan kepercayaan dalam mengerjakan proyek meskipun terkadang tender beliau ditolak entah karena banyaknya saingan maupun dari hilannya rasa kepercayaan. Ibu saya adalah sosok yang pemberani dan mau belajar dari berbagai kesalahannya.

Uang dari hasil pekerjaan tender dan dari penghasilan Ayah sebagai dosen di Politeknik Ilmu Pelayaran Makassar(PIP) ditabung untuk membeli tanah di perkampungan buat diinvestasikan untuk membuka lahan sendiri. Pada zaman itu, Ibu sering membuat bibit kakao untuk diperjualbelikan, meskipun terkadang apa yang dibibit itu gagal entah pengaruh cuaca maupun pengaruh hama. 

Beliau juga pernah tertipu saat membeli bibit yang membuat kerugian yang sangat besar, dari situ beliau banyak belajar cara menentukan bibit yang bagus, melihat cuaca yang baik saat ingin membibit serta cara penanganan hama yang benar. 

Tidak hanya di bidang pertanian, beliau juga pernah bekerja sebagai kontaraktor dan sudah beberapa kali mendirikan bangunan yang dia rancang. Beliau juga dipercaya dalam memegang proyek dalam renovasi sekolah- sekolah maupun rumah sakit. Ibu adalah orang yang sangat tertantang dengan hal yang mungkin mustahil dia lakukan dan dari itu pula juga sering melupa kondisi kesehatannya.

Semenjak kerja, beliau sering meninggalkan keluarganya yang di Makassar karena pekerjaanya di kampung di bidang pertanian. Anak-anaknya yang ditinggal kerja awalnya sering nangis karena Ibu pergi kerja keras keluar kota. 

Anak-anaknya lama kelamaan mulai mengerti apa yang dilakukan orang tuanya kepada mereka dan itu yang membuat anak-anaknya bisa lebih mandiri jika tidak bersama orang tuanya. 

Meskipun anak dan suami ditinggal kerja, Ibu saya selalu memberi kabar setiap harinya demi membuat kami senang dan tenang jika bisa mendengar suara Ibu dari telepon. Beliau adalah sosok yang membuat saya sangat tertarik dalam bidang pertanian karena kegigihannya serta sifatnya yang sangat layak dipatuh dan diapresiasi. I love you very much Mom.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun