Desa Kebrengan merupakan salah satu desa asri yang terletak di Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo. Desa tersebut memiliki potensi sumber daya alam yang luar biasa. Tanahnya subur dan sumber air melimpah. Oleh karenanya, banyak tanaman yang tumbuh subur di tanah Kebrengan.
Salah satu tanaman yang tumbuh subur dengan jumlah yang melimpah adalah tanaman cabai. Hampir sebagian petani yang memiliki lahan di desa menanam cabai. Kualitas cabai yang dihasilkan juga cukup baik.
Melihat potensi yang besar tersebut, mahasiswa UNNES Giat 3 berinisiatif untuk mengolah cabai menjadi suatu produk, yakni sambal kemasan. Pengolahan cabai menjadi sambal bertujuan agar ketika dijual memiliki nilai jual yang lebih tinggi daripada cabai dijual secara mentah.
Berdasarkan ide tersebut, mahasiswa UNNES Giat 3 Desa Kebrengan Desa Kebrengan melakukan pelatihan pembuatan sambal kemasan pada Kamis, 17 November 2022 di Gedung Serba Guna Desa Kebrengan pukul 13.00 WIB hingga selesai. Produk yang dihasilkan meliputi sambal bawang dan sambal tomat.
Peserta yang mengikuti kegiatan pelatihan adalah perwakilan ibu-ibu tiap RT dan ibu-ibu PKK, yang nantinya materi pelatihan akan diteruskan kepada ibu-ibu lain di desa Kebrengan.
Sambal kemasan tersebut memiliki cita rasa yang khas dikarenakan bahan yang digunakan segar dengan tambahan bumbu yang melekat di lidah, sehingga tidak hanya rasa pedas yang terasa tetapi juga gurih, manis, dan asin. Sambal kemasan ini dapat bertahan lama hingga 3 bulan jika diletakkan di dalam lemari pendingin.
Saat mulai praktik pembuatan sambal, ibu-ibu juga sangat antusias mempersiapkan bahan, mengolah sambal, dan mempersiapkan wadah untuk mengemas sambal tersebut dengan saling bergantian.
Produksi sambal kemasan ini jika dijalankan dengan terus berinovasi dapat meningkatkan perekonomian warga desa dan menjadi daya saing tersendiri, mengingat belum banyak desa sekitar yang menjual sambal kemasan. Sebagian besar cabai masih dijual secara mentah. Hal ini dapat menjadi kesempatan desa untuk terus mendorong produk tersebut agar dapat diproduksi secara massal dan menjadi ikon warga Kebrengan.
Oleh karenanya, mahasiswa UNNES Giat 3 juga mensosialisaikan kepada ibu-ibu tentang bagaimana memasarkan produk tersebut di media online, seperti shopee, instagram, facebook, whatsapp, dan sebagainya. Mengingat zaman sekarang, banyak sekali pedagang yang memanfaatkan media sosial sebagai tempat menjual produk.
"Ya semoga nanti para warga jadi lebih semangat menghasilkan produk-produk yang memanfaatkan potensi desa," ujar Bu Irol, warga RT 3 yang mengikuti pelatihan sambal.
"Harapannya juga produk-produk yang dihasilkan UMKM bisa dikenal masyarakat luar Kebrengan, khususnya ya masyarakat Wonosobo sendiri," tambah Bu Ma'unah, kader PKK peserta pelatihan sambal.
Dengan memasarkan produk melalui sosial media, harapannya produk UMKM dari desa Kebrengan, utamanya produk unggulan dan produk sambal kemasan tersebut dapat lebih dikenal masyarakat luas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H