Empuk tapi tidak mblenyeh. Saking empuknya, dia bisa dipotong dengan menggunakan sendok tanpa menggunakan tenaga berlebih, dan jejak potongannya seperti menggunakan pisau. Rasanya manis. Ajiibbb.. Enak sekali.
Dan, sambal.. Bagi yang tidak suka pedas, abaikan saja sambalnya, dan itu tidak mengurangi keagungannya sebagai sop. Tetap luar biasa. Tapi, bagi saya, sambal adalah kondimen wajib. Dosa kalau tidak ada.Â
Awal mula saya berkenalan dengan Sop Buntut mbak Yenni, setelah berpelukan dan cipika-cipiki, saya langsung under estimate melihat penampakan sambalnya. Sambal kok gitu, batin saya.Â
Nampak gelap, seperti menggunakan kecap. Padahal, kecap, untuk masakan berkuah, seperti soto, bakso, pun juga sop, dia hanya merusak rasa. Tapi saya berdosa sudah berburuk sangka.Â
Tidak seperti yang saya bayangkan. Setelah saya aplikasikan, ternyata tidak ada sambal yang lebih pantas melengkapi sop buntut mbak Yenni selain sambal ini. Astaghfirullah..
Kalaupun ada makanan yang berhak masuk surga, pastilah dia Sop Buntut mbak Yenni. Saya doakan..Â
Oiya.. Jangan lupa pakai krupuk. Biar kalau ada orang nyinyir didepanmu, kamu ndak denger..Â
*Dulu lokasi warung ada di daerah Penumping. Sekarang sudah berpindah ke Jl. Moh. Yamin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H