Kang Yuspa selalu bersikap lembut bahkan saat ia jatuh cinta kepada Dewinta, sikapnya kian lembut dan makin pandai merayu seperti dulu ketika masih pacaran.
Yuspa sedang jatuh cinta. Setiap pagi biasanya ia mandi tak lebih dari sepuluh menit. Kini, memakan waktu berlipat ganda ditambah siulan dan senandung riang yang membahana.
"Da... di... da... daa... nanananaaa..."
"Kau sungguh jelitaa..."
"tararaa... raraa..."
Yuspa bercermin lama sekali. Mata sipitnya berulang kali ditarik ke atas dan ke bawah agar nampak lebih lebar. Hidungnya yang pesek dipencet berkali-kali. Senyumnya terus mengembang.Â
Disisirnya rambut cepak satu nol, berpuluh kali dengan sisir yang selalu tersedia di saku. Hand body lotion milik Ratri Kantini, istrinya, diusap ke sekujur tubuh hingga wangi Apple Fresh menguar ke seluruh kamar dan tercium hingga ke dapur.Â
Parfum Bulgarian Fever dari Landcomb disemprotkan berulang kali, bermacam aroma wewangian saling bertubrukan membuat Kantini hampir saja muntah karena baunya begitu menyengat.
Yuspa memang terlihat lebih tampan dari biasanya ditunjang pakaian necis yang dikenakan lengkap sudah penampilannya.
"Kantini... Sayangku," kata-kata rayuan mulai menyerbu.