Mohon tunggu...
temali asih
temali asih Mohon Tunggu... Guru -

berbagi dan mengasihi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Benarkah Golongan Darah Memengaruhi Sifat dan Perilaku?

20 Januari 2019   15:09 Diperbarui: 20 Januari 2019   17:23 3257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sampul Buku Simple Thingking about Blood Type 4 telah lama lepas, gegara dua anak lelaki sering berebutan untuk membaca buku itu saat baru dibeli. Beberapa kali mereka mencoba mendiskusikan isi bukunya yang katanya sangat menarik dan lucu. Saking kuatnya pengaruh buku ini, anak-anak masih saja mau membukanya berulang kali padahal sudah satu setengah tahun lamanya dimiliki hingga kondisi buku pun nampak keriting dan sobek-sobek.

dokpri
dokpri
Berbanding terbalik dengan saya yang tadinya tak berminat sama sekali terhadap buku komik karena merasa banyaknya gambar hanya untuk anak kecil lagi pula sebagian telah hafal tentang sifat-sifat yang menetap pada golongan darah. Cukup membacanya pada artikel tentang itu yang banyak diungkap di blog dan jurnal tertentu.

Di buku layaknya komik yang berisikan gambar-gambar menarik memang sangat memenuhi minat anak. Padahal bila dicermati buku karya Park Dong Sun, ide dasarnya adalah pengetahuan ilmiah yang melewati penelitian dan kajian mendalam. Bagaimana tidak? Kita bisa menemukan konsistensi empat bocah yang digambarkan seperti kucing Doraemon yang berwajah huruf-huruf sesuai dengan golongan darah. Si A, si B, si AB dan si O.

Berawal dari kisah pindahan dan memilih apartemen baru untuk ditempati, terlihat nyata adanya pengaruh golongan darah dalam sikap mereka menentukan sesuatu. Sebelumnya memang digambarkan lebih dahulu bagaimana sifat masing-masing golongan darah.

Golongan darah A memiliki karakter baik, lembut dan sopan. Untuk beberapa hal saya setuju penjelasan ini karena memang dirasa cocok. Memiliki golongan darah A katanya cenderung taat peraturan dan berusaha selalu menyesuaikan diri dengan lingkungan tak sepenuhnya benar. Barangkali ini karena pengaruh lain seperti sifat saya intuiting extrovert (berdasarkan hasil test Stifin) yang cenderung anti kemapanan, selalu butuh suasana baru, sedikit pembosan dan kadangkala suka mengasingkan diri.

Golongan darah B memiliki karakter jujur, kreatif dan bebas. Bila dicocokkan dengan karakter sang suami, kejujuran memang benar-benar miliknya. Ia suka pada sikap terbuka dan apa adanya tanpa dibuat-buat walaupun tanpa tedeng aling-aling hingga bisa menyinggung perasaan orang lain. Kreatifitasnya memang terasah dalam bidang yang digemarinya yaitu komputer. Baik soal hardware maupun software cukup ahli untuk memadupadankan, alhasil di kamarnya yang tak seberapa luas penuh dengan peralatan komputer. Mengenai sifat bebas yang tak sepenuhnya benar. Kalau tentang norma, maka sang suami adalah juaranya. Justru dialah yang paling taat aturan.

Golongan darah O memiliki karakter aktif, selalu ingin tahu dan supel. Supel, aktif dan selalu ingin tahu memang sifat yang dimiliki anak perempuan saya yang paling besar dan juga paling kecil. Keduanya bergolongan darah O. Kok bisa? Ayahnya bergolongan darah B dan saya A, memiliki anak bergolongan darah O. Tentu saja, karena golongan darah kami heterogen dari orang tua yang bergolongan darah A dan O begitu juga dengan orangtuanya suami yang bergolongan darah B dan O. Kemungkingan memiliki anak bergolongan darah O menjadi tinggi.

Golongan darah AB memiliki karakter berbakat, misterius dan cerdas. Sifat golongan darah AB adalah gabungan dari sifat-sifat kedua golongan darah A dan B. Anak laki-laki saya memiliki golongan darah AB dan memiliki sifat-sifat seperti itu. Satu pesan dari komik ini untuk menjaga hubungan baik dengan anak yang bergolongan darah AB adalah jangan melanggar wilayah pribadinya karena dia sangat membenci hal tersebut. Perlahan saya mengikuti saran buku ini walaupun ada beberapa hal yang belum bisa saya tinggalkan seperti kepo soal keadaannya di sekolah dan tentang teman-teman perempuannya. Maklum, anak zaman now memang senantiasa membuat kejutan yang kadang bikin sport jantung.

Secara lebih rinci kaitan antara golongan darah dengan kepribadian menurut "ketsueki-gata"

1. Golongan darah A

Tipe A memiliki beberapa sifat baik, yaitu bersungguh-sungguh, kreatif, logis, pendiam, sabar, dan bertanggung jawab (meskipun juga keras kepala dan tegang).

2. Golongan darah B

Tipe B memiliki semangat yang tinggi, aktif, kreatif, dan kuat. Namun di sisi lain, tipe B juga egois, tidak bertanggung jawab, tak kenal ampun, dan tak menentu.

3. Golongan darah O

Tipe O memiliki rasa percaya diri yang kuat, senang menentukan nasib sendiri, berkemauan keras, dan intuitif. Sayangnya, tipe O juga egois, dingin, tidak dapat diduga, dan berpotensi menjadi workaholic.

4. Golongan darah AB

 Tipe AB merupakan individu yang menarik, terkendali, rasional, dan mudah beradaptasi. Namun, tipe AB juga merupakan individu yang kritis, tidak tegas, pelupa, dan tidak bertanggungjawab.

Memang ada juga yang memrotes dan tak percaya soal sifat yang dibawa oleh golongan darah. Manusia itu super kompleks dan banyak dipengaruhi hal lain seperti pola hidup dan lingkungan. Contohnya saat saya berdiskusi dengan seorang guru yang seluruh keluarganya bergolongan darah B. Ternyata satu sama lain sifat yang ditunjukkan sangat berbeda. Guru tersebut bersifat tegas, taat aturan dan agak kurang suka membuang waktu sekadar untuk canda tawa berbanding terbalik dengan sifat kakaknya yang tukang tidur, kreatif dan ramah.

Beberapa penelitian juga menyatakan bahwa hubungan sifat dan perilaku dengan golongan darah cenderung lemah.

Hanya saja di negara Jepang sangat meyakini adanya hubungan erat antara golongan darah dengan kepribadian seseorang seperti halnya keyakinan terhadap horoskop. 

Terlepas dari pro dan kontra terhadap hubungan golongan darah dengan keribadian seseorang,  ada dua hal yang ingin saya kembangkan dalam tulisan ini, pertama adalah banyak cara mengenali diri sendiri dan orang lain, membaca buku-buku yang berkaitan dengan hal ini tak ada salahnya. Apalagi kita adalah makhluk sosial yang selalu berhubungan dengan manusia lainnya. 

Kedua, banyak cara pula agar anak-anak kita mau menyukai buku. Bahkan buku komik pun dapat memberikan pendidikan yang memiliki pengaruhnya yang luar biasa pada sikap anak. Keingintahuan anak akan lebih besar bila ditindaklajuti dengan diskusi ringan tentang buku yang telah dibaca mereka. Selain itu kita juga punya waktu positif untuk saling mendekatkan diri sebagai jalan komunikasi membentuk sebuah keluarga yang utuh dan harmonis. Ayo, baca buku lagi sekarang!

Sumber: 1,2,3,4

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun