"Mira lalu menganggukkan kepala dan berseru, ya benar! Coba kulihat sebentar!" Suara Bu Fridha berubah lembut dengan mata dipicingkan sesaat. Menirukan gaya Mira teman Badu.
Sampai cerita habis dibacakan, anak-anak menyimak dengan penuh perhatian. Kecuali Jujun yang terdiam dengan pandangan kosong.
Bu Fridha menyadari keadaan itu. Segera, setelah anak-anak asik membaca buku cerita, Bu Fridha memanggil Jujun untuk mendekat  ke meja bu guru.
"Ada apa Jujun? Ibu perhatikan dari tadi Jujun kok diam dan tak bersemangat? Kamu sakit?" Tanya Bu Fridha penuh perhatian. Digenggamnya tangan Jujun. Kemudian Bu Fridha menyentuh kening Jujun dengan punggung tangannya.
Kening Jujun terasa panas menyengat. Bu Fridha kaget dan menyarankan Jujun untuk pulang.
"Jujun tak usah bersekolah hari ini, biar istirahat di rumah agar lekas sembuh. Pulangnya diantar Pak Indra saja, ya?"
Jujun menganggukkan kepalanya. Ia memang merasa lemas dari kemarin. Tapi Jujun malas bercerita pada orangtuanya kalau kepalanya pusing dan perutnya terasa mual juga perih.
***
Sudah seminggu Jujun tak masuk sekolah. Selama tiga hari Jujun dirawat di rumah sakit. Saat di rumah sakit teman-teman Jujun dan Bu Fridha datang menjenguk dan memberi semangat dan do'a agar Jujun bisa pulih kembali dengan segera.
Jujun terserang penyakit lambung akibat sering jajan serampangan. Teman-teman sekelasnya memang sering mengingatkan Jujun, agar jangan terlampau banyak jajan makanan dan minuman mengandung pewarna yang terang. Namun Jujun tak mengindahkan.
"Jun! Kau minum es limun itu lagi? Bukankah kau selalu sakit perut setelah meminumnya?" Seru Hisyam dengan nada hawatir.