Desember dua puluh dua. Saatnya kita mengatakan cinta. Cinta semenjana masih terselip dusta
dalam ujar, "Ibu, aku mencintaimu."
bulan berganti bulan, tahun berganti tahun. Sosok ibu terseret arus kesibukan. Terlupakan
tiada sempat sekedar menyapa dan bersalaman
lalu kembali pada dua puluh dua Desember
saatnya kita menyatakan cinta,
cinta semenjana di bibir saja,
"Ibu, aku mencintaimu."
seorang ibu selalu menantikanmu.
berucap dalam do'a-do'a yang pasti diiringi perasaan cinta sepenuh rasa,
"Duhai anakku, bagimulah kasih dan cintaku tercurah."
seorang ibu yang acap kau lukai hatinya
berucap dalam kalbu terdalamnya,
"Duhai anakku, maafkanlah aku yang telah mengecewakanmu."
seorang ibu yang kerap kau abaikan,
lalu kau ingat di dua puluh dua Desember saja, kata-kata cinta darimu semenjana
"Ibu, aku mencintaimu."Â
Dan air mata tulusnya mengalir. Haru.
Sang Ibu berucap syukur, "Tuhanku, kaulah Maha Kasih telah memberikan padaku anak-anak yang penuh cinta. cintailah mereka sebagaimana aku mencintai."
Bandung, 22 Desember 2018