Mohon tunggu...
temali asih
temali asih Mohon Tunggu... Guru -

berbagi dan mengasihi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ibu, Aku Mencintaimu

22 Desember 2018   06:58 Diperbarui: 22 Desember 2018   10:44 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : pixabay.com

Desember dua puluh dua. Saatnya kita mengatakan cinta. Cinta semenjana masih terselip dusta
dalam ujar, "Ibu, aku mencintaimu."

bulan berganti bulan, tahun berganti tahun. Sosok ibu terseret arus kesibukan. Terlupakan

tiada sempat sekedar menyapa dan bersalaman

lalu kembali pada dua puluh dua Desember
saatnya kita menyatakan cinta,
cinta semenjana di bibir saja,
"Ibu, aku mencintaimu."

seorang ibu selalu menantikanmu.
berucap dalam do'a-do'a yang pasti diiringi perasaan cinta sepenuh rasa,
"Duhai anakku, bagimulah kasih dan cintaku tercurah."

seorang ibu yang acap kau lukai hatinya
berucap dalam kalbu terdalamnya,
"Duhai anakku, maafkanlah aku yang telah mengecewakanmu."

seorang ibu yang kerap kau abaikan,
lalu kau ingat di dua puluh dua Desember saja, kata-kata cinta darimu semenjana
"Ibu, aku mencintaimu." 

Dan air mata tulusnya mengalir. Haru.

Sang Ibu berucap syukur, "Tuhanku, kaulah Maha Kasih telah memberikan padaku anak-anak yang penuh cinta. cintailah mereka sebagaimana aku mencintai."

Bandung, 22 Desember 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun