aku memilih menjadi batu karang membiarkan ombak datang menerjang menyilakan angin membadai hingga
lautan bergolak. Aku tetaplah karang
aku memilih menjadi batubatu kali
yang menancap di dasar, tengah dan tepi
biarpun arus semakin sepi dan akhirnya mengering sendiri. Aku tetaplah batu kali
walau gelombang pasang, kadang membuatku jeri
walau banjir kerap, mengeruhkan arus
aku tetaplah batu kali dan aku membebaskanmu hendak menjadi apa
sungaikah
lautkah
gelombangkah
aruskah
mataharikah
apapun yang kau pilih. Aku tetaplah batu karang, apapun kau menjadi. Akulah batu kali
tanyakanlah pada dirimu, pada siapa aku mengabdi?
pada siapa aku mencintai?
Akulah batu karang.
terdiam bukan untuk mati,
berdiri tegak bukan semata congkak
Bandung, 21 Desember 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H