Aku mulai memakai obat-obatan terlarang untuk menenangkan diriku. Sesekali aku puas dan tenang. Tapi itu semuanya semu. Aku makin ketagihan, tak ada yang berani menolakku, hingga akhirnya aku dilarikan ke panti rehabilitasi sembunyi-sembunyi.Padahal beberapa waktu lagi aku harus mengahadapi pernikahan sakralku, berdasarkan tukar tambah keuntungan kerajaan dan kemulyaan negara ini.Investasiku di negeri Jiran adalah kedua terbesar yang kulakukan setelah negeriku sendiri.
Putri kerajaan yang cantik jelita itu, hanya memandang sebelah mata, menatapku tajam dan berkata sebenarnya ia telah punya kekasih hati yang fisiknya jauh lebih sempurna. Ia mau saja menikah karena titah sang ayah. Tak akan ada cinta yang ia sembahkan untukku.
Pelangi,
Kau benar! Aku merindukan tubuhku yang dulu, kedamaian hatiku, dan percakapan batin yang membuatku bahagia.Sekarang semua sirna. Jiwaku rasanya terbunuh sekian lama. Hidupku tak lagi bermakna.
Ming
----
Dua bulan berselang...
Saat sedang bersantai di ruang tengah, kulihat sepuluh pesan masuk dari Ming, tercentang dua berwarna hitam.
Pelangi
Aku ingin kau datang pada acara pembukaan toko bukuku, dua hari lagi.
Bawa serta anak dan suamimu.