Tak ada kata yang tepat selain tergila-gila pada grup yang beranggotakan hampir 250 orang dengan kecepatan migrasi yang luar biasa (ini cuma kira-kira, kurang lebih 15 orang perhari keluar dan masuk).
Aku seperti masuk ke dalam pasir hisap yang menghabiskan seluruh perhatian dan energiku selama hampir dua minggu pertama dan puncaknya pada minggu ketiga. Aku terkapar. Aku harus hengkang sekarang juga bila ingin tetap waras!
Bayangkan olehmu (jangan lama-lama).
Aku menyentuh benda canggih itu melebihi sentuhanku pada apapun. Aku memandang benda kotak berwarna putih berbungkuskan selimut elastis kehitaman itu melebihi pandanganku pada apapun.
Aku menghabiskan lebih dari sepertiga waktuku untuk membuka grup KPLJ untuk menulis ulasan, menjawab haiku dan senryu, mengirimkan puisi, membalas puisi dan mengapresiasi.
Sampai-sampai simbol yang terngiang dikepalaku adalah bulatan-bulatan wajah kuning kadang dengan senyuman, tangisan, cibiran dan wajah-wajah ekspresif lainnya. Belum lagi tanda jempol yang bertubi-tubi membaur dalam pandangan mataku.
Ya... Tuhan,
Tolong hentikan kegilaan ini, aku hampir tak bisa bernafas, pasir hisap itu kini sudah masuk ke lubang hidungku dan hampir memenuhi separuh rongga paru-paruku.
Gila!
Aku bisa mati tergila-gila.
Bagaimana mungkin aku tak tergila-gila bila semua yang kuinginkan yang kurindukan dan yang kumimpikan ada dalam gadget yang selalu kubawa ini.