Ini memang cerita dibalik cerita. Sebenarnya tiga benda ajaib yang kau miliki kini tidak terbuang percuma tetapi masih kau genggam dan menyatu dengan dirimu. Inspirasi, Kreasi dan ketangguhan hati itulah yang mengalahkan Sang Raksasa yang kini merajalela (kemalasan, ke-vakum-an, kebodohan, keserakahan dan seluruh kata yang menggambarkan kerusakan).
Kau wanita cerdas luar biasa, kepandaianmu meramu bahasa menjadi cerita yang menarik dan unik adalah bukti nyata, Er!
Hal itu yang kuyakin kelak akan membawamu ke singgasana indah para kreator dan inspirator muda sepertimu dan itu impian besar mu (jalanmu sudah terbuka lebar, terbentang se luas samudra di bumi kita).
Aku teringat J.K. Rowling seorang wanita sederhana yang bisa menguasai dunia berbekal fantasinya yang luar biasa. Aku berharap kelak kau berada dalam jajaran yang sama.
Namun ingatlah Er, Sang Raksasa yang satu ini tak akan pernah mati. Ia akan bangkit dan bangkit lagi meski kau membunuhnya berkali-kali. Ada satu masa di mana kau merasa hampa dan tak bermakna, berhati-hatilah itu yang bisa menjegalmu dan takkan ada yang mampu menolongmu kecuali ketangguhan hatimu sendiri karena peperangan ini adalah peperangan yang terjadi dalam dirimu sendiri.
Aku ingin membuat cerita yang lebih seksi dan menggelitik hati agar kau puas membaca ini, tapi nampaknya aku gagal, Er!
Maafkan!
Kini perasaan hatiku sedang mengharu biru, jadi aku lemah untuk mengimajinasikan dirimu sebagai wanita yang bernama ‘Mata Hari’ (Prancis: 1917). Seorang penari yang memiliki kecantikan luar biasa sekaligus kecerdasan yang membuat pria disekelilingnya tergila-gila. Dieksekusi mati karena ia diduga sebagai mata-mata.
Satu hal yang dapat kutangkap dari cerita ‘Mata Hari’ dan yang membedakannya dengan wanita-wanita cantik dan cerdas lainnya adalah kesungguhannya dalam menggapai tujuan hidupnya. (Meski aku takkan pernah setuju jika harus mengorbankan harga diri dan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan).
Aku pernah mengirimkan chat yang berisikan kata-kata: “Kau wanita berhati baja, yang menyimpan luka yang dalam... “
Sekali lagi maafkan bila aku sok tahu (sotoyyy...... Mim bilang begitu).