Mohon tunggu...
Mania Telo
Mania Telo Mohon Tunggu... swasta -

@ManiaTelo : Mengamati kondisi sosial,politik & sejarah dari sejak tahun 1991

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pilkada DKI Jakarta: Batu Sandungan Ahok

23 September 2016   06:58 Diperbarui: 23 September 2016   07:23 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika Mahatma Gandhi memperjuangkan kemerdekaan India dengan melakukan perlawanan tanpa kekerasan yang terkenal dengan nama "Ahimsa" ,dunia terkejut luar biasa....! Bagaimana mungkin untuk memperoleh kemerdekaan sebuah bangsa dari penjajahan waktu itu bisa tanpa kekerasan...? Tetapi itulah Mahatma Gandhi...! Dia sebenarnya sedang menyindir habis orang-orang Barat yang pada waktu itu beragama Kristen (pengikut Kristus),tetapi dalam perilaku hidupnya tidak seperti Kristus yang sangat anti kekerasan. 

Justru melalui Ahimsa,tokoh Mahatma Gandhi ini mau berbicara bahwa dirinya lebih "Kristen" daripada pemeluk Kristen itu sendiri. Mahatma Gandhi juga pernah mengatakan,seandainya orang Kristen berperilaku seperti Yesus Kristus,maka dirinya pasti sudah menjadi Kristen.....! Sayangnya penjajahan yang dilakukan oleh negara-negara Eropa pada waktu itu banyak membawa simbol-simbol kekristenan.

Di dunia yang sekarang,agama juga masih menjadi simbol-simbol saja....! Perilaku pengikutnya jauh dari apa yang diajarkan oleh para Nabi-nabi yang melatari ajaran agama yang sekarang dianut oleh manusia di bumi ini. Akibatnya persepsi terhadap agama-agama yang mana penganutnya melakukan kekerasan fisik menjadi negatif. Bahkan lebih mengerikan lagi dibandingkan dunia di era Mahatma Gandhi,sebab persepsi negatif disebarkan melalui Teknologi Informasi sehingga mengundang kebencian antara penganut agama satu dengan yang lainnya....!

Di dalam Pilkada DKI Jakarta pun sekarang telah terjadi polarisasi seperti gambaran diatas. Karena Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok seorang Kristen dan keturunan Tionghoa,dimana dalam kepemimpinannya seringkali menggunakan cara-cara kekerasan dalam menggusur rakyatnya (aparat POLRI dan TNI yang datang ke lokasi penggusuran dijadikan alasan sebagai aparat yang menjaga ketertiban bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan), tidak melakukan pendekatan-pendekatan persuasif. Juga kemudian dalam bertutur kata terekspos menggunakan bahasa kasar yang menyakiti orang. Maka tak heran dalam perjalanan kepemimpinannya banyak orang menghubungkan bahwa Ahok sebagai seorang Kristen yang berperilaku jauh dari Nabi Isa yang lemah lembut dan anti kekerasan. 

Perilaku Ahok ini dari sejak memegang tampuk pemerintahan di DKI Jakarta memancing permusuhan dan kebencian dari sebagian masyarakat penganut agama Islam yang memang menjadi agama mayoritas dari penduduk DKI Jakarta; Sewaktu Jokowi menjadi Gubernur,semua tak tampak karena masyarakat memandang sikap Jokowi yang santun dan anti kekerasan. Tak heran sekarang banyak bermunculan slogan-slogan mencari pemimpin yang bersih,tidak korup,berprestasi serta berperilaku santun,secara khusus untuk menandingi popularitas Ahok. 

Tetapi kalau seandainya seorang Ahok itu Muslim,bukan keturunan Tionghoa tetapi salah satu suku asli yang ada di Indonesia,katakanlah suku Betawi. Dengan gaya kepemimpinan yang sama seperti yang sekarang ini dilakukan oleh Ahok. Maka yakin seyakin-yakinnya,dipastikan ada sebagian orang dari penganut Kristen / Khatolik dan orang Tionghoa yang juga menolak dan memberi stigma negatif . Dipastikan juga mereka akan menjelek-jelekkan agama yang dianut oleh Ahok yang Muslim dan "pribumi" itu.  

Sebenarnya kalau mau didalami secara faktual,kedua kubu yaitu yang anti Ahok dan pendukung Ahok sekarang ini sama-sama membuat suasana Pilkada DKI Jakarta menjadi keruh. Di pihak yang anti Ahok menampilkan simbol-simbol agama Islam,dan seringkali di ekspos oleh media karena berlangsung secara terbuka. Tetapi di pihak pendukung Ahok pun banyak mengeluarkan simbol-simbol Kekristenan dalam menyebarkan dukungannya. Entah berupa foto-foto Ahok bersama Nabi Isa dengan kalimat-kalimat dukungan,juga tampilnya Ahok sebagai pembicara dalam seminar-seminar di Gereja. Inilah yang akhirnya membuat suasana Pilgub bercita-rasa Pilpres. Menjadi suatu kerawanan sosial dan mudah menjadi konflik antar agama bila tidak di cegah secara dini. 

Kalau Ahok milik semua rakyat DKI Jakarta,tentu harusnya bisa menghindari perilaku yang bisa mengarah kepada adanya dikotomi di masyarakat Jakarta dan Indonesia pada umumnya. Sayangnya hal ini sudah terlambat,persepsi "Mahatma Gandhi" sudah terlanjur melekat pada kebanyakan masyarakat yang mayoritas berbeda dengan Ahok yang Kristen & Keturunan Tionghoa.

Inilah yang disebut sebagai "batu sandungan"

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun