Mohon tunggu...
Mania Telo
Mania Telo Mohon Tunggu... swasta -

@ManiaTelo : Mengamati kondisi sosial,politik & sejarah dari sejak tahun 1991

Selanjutnya

Tutup

Politik

Partai Nasdem "Membonceng" Popularitas Ahok

9 Maret 2016   19:46 Diperbarui: 9 Maret 2016   20:19 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dukungan Partai Nasdem kepada Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok untuk maju sebagai calon Gubernur DKI Jakarta di Pilkada 2017 adalah langkah pintar politisi Nasdem untuk mendongkrak popularitas Partai Politik tersebut di mata rakyat. Dengan popularitas Ahok yang sangat tinggi di mata rakyat Indonesia,secara khusus di mata media massa maupun media sosial,tak dipungkiri bahwa langkah Nasdem adalah sebuah permainan "Marketing Politics" yang sangat jeli memanfaatkan peluang.

Bayangkan saja,daripada ber-iklan dengan biaya yang sangat besar dalam situasi media massa dan media sosial sedang "ilfill" (= bahasa gaul,dari kata Ilang Feeling,atau bahasa Inggris : Ill Feel) terhadap para politikus,tentu saja para politisi Indonesia dituntut untuk bisa mencari terobosan baru dalam mendongkrak popularitas partai-nya. Oleh karena itu,momen dimana ketika semua parpol sedang berusaha mencari "lawan tanding" melawan petahana Ahok untuk maju sebagai Cagub DKI Jakarta di Pilkada 2017,atau parpol berusaha "merangkul" Ahok untuk mau maju sebagai cagub dengan "bendera" parpol ; Ternyata Partai Nasdem mendahului mendukung Ahok sebagai Cagub dengan "tanpa syarat" pula.

Kejutan partai Nasdem ini semakin berkibar tatkala "teman ahok" yang selama ini menjadi "benteng pertahanan" Ahok mengajukan cawagub Ahok adalah dari non parpol dan bukan Wagub DKI Jakarta sekarang,artinya Ahok siap untuk maju sebagai calon independen penuh ; Pro-kontra membicarakan Ahok yang maju di jalur independen semakin meluas. Dimana-mana,partai Nasdem selalu disebut sebagai "satu-satunya" parpol yang mendukung Ahok tanpa syarat. Ini kan iklan gratis,bukan...?

Memperbaiki citra Partai Nasdem setelah diterpa isu korupsi Sekjen Partai Nasdem (Rio Capella) dengan mendukung Ahok adalah langkah politik yang sangat pintar. Sepanjang perjalanan waktu Pilkada 2017,yang jelas Partai Nasdem akan terus disebut di media massa dan media sosial ; Paling tidak,Partai Nasdem tidak di "bully" oleh para pendukung Ahok yang sangat fanatik dan suka memaki atau mengolok-olok dengan gaya bahasa "ahokmania" terhadap orang-orang yang selama ini dianggap berseberangan dengan Ahok.

Langkah pintar Partai Nasdem dengan mendukung Ahok juga bisa dipakai untuk membuat asumsi politik di Pilkada 2017 dan Pemilu 2019,siapapun yang diusung oleh Nasdem akan membuat ketertarikan konstituen non parpol pendukung Ahok memilih politikus dari Partai Nasdem. Walau politik bukan hitung-hitungan matematika,tetapi politik adalah bagian pencitraan yang tidak bisa dilepaskan dari efek psikologis pemilih yang walau kelihatan cerdas,sebenarnya para pemilih di Indonesia cenderung lebih menggunakan faktor emosional daripada berpikir logis dengan wawasan kebangsaan yang dalam.

Para pemilih di Indonesia berbeda dengan rakyat Amerika Serikat yang sekarang sedang juga mengadakan rangkaian Pemilu menuju Pemilihan Presiden menggantikan Barack Obama. Mayoritas rakyat Amerika Serikat lebih cerdas dan cenderung tidak terpancing hal-hal yang berbau emosional dengan wawasan kebangsaan yang sempit. Mereka tidak akan berkelahi walau ada "black campaign" dari satu calon terhadap calon yang lain. Sikap menjaga keseimbangan dalam bernegara tidak disikapi sebagai bentuk permusuhan seperti yang terjadi antara KMP dengan KIH. Partai Republik dan Partai Demokrat sebagai dua kekuatan politik besar di Amerika Serikat sudah dianggap hal yang wajar bilamana keduanya berseberangan,saling menjegal kebijakan politik. Mereka menganggap ini sebagai kontrol satu dengan yang lain. Di Indonesia...?

Oleh karena itu,langkah politik Partai Nasdem mendukung Ahok boleh disebut sebagai "alat politik" untuk mendongkrak popularitas mereka ; Bahasa politik apapun yang diungkapkan oleh politisi-politisi Partai Nasdem di media,yaitu dengan alasan-alasan kinerja yang selama ini diperlihatkan petahana Ahok,pengamat politik dan publik yang cerdas dan sangat logis membaca bahwa Partai Nasdem memang sedang "membonceng" popularitas Ahok,apa artinya 5 kursi di DPRD DKI Jakarta 2014-2019 dengan sebuah dukungan independensi Ahok...? . Langkah Partai Nasdem yang pintar itu bisa jadi akan diikuti oleh parpol lain yang memang berharap "kursi" lebih banyak kelak di Pemilu mendatang. Dari apa yang terdengar sayup-sayup di media,PAN pun siap mendukung Ahok....!

Entah benar atau tidak,kita buktikan nanti....!

 

Referensi :

https://www.youtube.com/watch?v=T03CRZOeqfE

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun