Mohon tunggu...
Mania Telo
Mania Telo Mohon Tunggu... swasta -

@ManiaTelo : Mengamati kondisi sosial,politik & sejarah dari sejak tahun 1991

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Soeharto :"Piye Kabare,Bro....? Enak Jamanku,Tho...?"

23 Januari 2014   22:53 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:31 496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

"Piye kabare,bro...? Enak jamanku,tho?" dengan latar belakang foto mantan presiden Soeharto yang dibuat stiker dan dipasang oleh sejumlah orang di angkutan atau transportasi umum tertentu menjadi hiasan yang mengundang senyum orang yang membaca tulisan tersebut. Bagi masyarakat yang mengenal dengan baik siapa Soeharto dari tahun 1966 sampai dengan kejatuhannya di Mei 1998,karena usianya pada saat itu sudah dewasa secara ekonomi,politik dan sosial,maka tanggapannya bisa beraneka ragam. Tentu saja bagi pendukung Soeharto akan mengatakan hal-hal yang positip tentang mantan presiden tersebut,sebaliknya yang anti Soeharto pun tak kalah sengitnya menceritakan keburukan Soeharto ketika memerintah negeri ini.

Yang tidak mengenal sosok Soeharto tentu saja adalah masyarakat yang lahir diatas tahun 1990-an ,karena ketika Soeharto berkuasa masih kanak-kanak dan kurang mengenal dengan baik situasi politik,hukum dan permainannya di era Soeharto. Mereka inilah yang sekarang menjadi anak-anak muda potensial dan harapan bangsa yang dianggap mampu membangun Indonesia kedepan tanpa unsur Korupsi,Kolusi dan Nepotisme atau KKN,sebuah kejahatan yang hampir meluluh-lantakan negeri hingga saat kini. Tetapi sayangnya mereka sangat minim sekali pengetahuannya tentang pemimpin-pemimpin masa lalu,sebab sejarah bangsa ini tidak cukup diajarkan dengan baik sejak Reformasi 1998 ; Pelajaran Sejarah bangsa Indonesia dari kelas SD hingga SMU tidak mengajarkan sosok Soeharto dengan benar dan perilaku KKN yang merebak di Era Soeharto hingga kini hanya dibahas secara sambil lalu saja. Oleh karena itu,pengenalan tentang apa itu KKN sangat minim sekali.

Masyarakat generasi muda sekarang ini perlu mendapatkan pengetahuan yang benar tentang perilaku KKN yang sudah ada sejak rezim Soeharto,dimana hampir semua pejabat dari tingkat Lurah hingga Menteri dan para penegak hukum sampai ABRI tak habis-habisnya dibicarakan terlibat KKN ketika reformasi 1998 ; Hampir saja negeri ini pecah perang seandainya tidak ada rekonsiliasi "mengampuni" pelaku-pelaku KKN pada masa Soeharto memerintah,maka tak heran sampai sekarang tak ada satupun pejabat era Soeharto yang bisa diadili karena terlibat atau terindikasi KKN,semuanya bahkan sudah dituangkan dalam Undang Undang TIpikor yang tidak bisa menjangkau KKN yang terjadi pada masa Soeharto.

Namun benarkah KKN sekarang lebih parah dari era Soeharto dulu sehingga stiker yang dibuat oleh sejumlah orang tersebut mengesankan era Soeharto lebih enak,nyaman,dsb? Sampai ada pandangan sinis,bahwa korupsi jaman Soeharto dibawah meja,tetapi jaman sekarang korupsinya sampai mejanya diangkat pula.

Tentu saja pengertian KKN sekarang lebih parah tidak benar,sebab di era Soeharto perilaku KKN sangat parah sekali,tetapi ketika itu tak seorangpun berani memberitakan karena nyawa menjadi resiko terberat yang harus ditanggungnya. Berita penghilangan nyawa karena memberitakan KKN Bupati di sebuah daerah oleh seorang wartawan sudah sering terjadi. Tuduhan PKI dan penangkapan oleh aparat terhadap orang-orang yang memperjuangkan keadilan karena tidak menerima hak-nya dengan benar (karena di korupsi) sudah tidak terhitung jumlahnya. Orang hidup didalam tekanan dan ketakutan untuk ditangkap dan dihilangkan nyawanya bila memberitakan KKN di era Soeharto. Akibatnya bila masyarakat sekarang ini membandingkan dengan KKN di era Reformasi seolah-olah jaman sekarang sangat buruk sekali KKN yang dilakukan oleh para pejabat negara ini,karena pemberitaan yang di era Reormasi sungguh membuat bulu kuduk berdiri karena begitu banyak kasus korupsi dan pejabat negeri ini sudah tidak tahu malu lagi.

Pengertian dulu korupsi dilakukan dibawah meja,sekarang meja pun diangkat pula,itu juga bukan berarti bahwa korupsi dulu dilakukan dengan malu-malu ; Pengertian itu salah sekali,yang benar adalah dulu tidak ada seorang pun berani memberitakan korupsi (siapa bilang korupsi,"meja" nya kan masih ada...!) ,tetapi pejabat yang memeras dan meminta uang untuk kepentingan pribadinya juga tidak kalah dibandingkan sekarang. Kalau tidak percaya tentang cerita ini,silahkan bertanya kepada para pengusaha yang ada di daerah. Sekarang meja pun diangkat pula itu maksudnya korupsi yang dilakukan sekarang ini lebih terang benderang karena terlihat oleh semua orang (karena "meja" nya mobilitasnya tinggi,bisa kemana-mana),tetapi karena sudah begitu terang benderang maka ada sebagian masyarakat sekarang menganggap korupsi itu sudah seperti "budaya" bangsa. "Meja" disini diumpamakan sebagai sebuah kedudukan seorang pejabat pemerintah.

Jadi,masyarakat yang di indoktrinasi dengan stiker tersebut perlu berhati-hati,barangkali sebuah situs blogging Kompasiana pun tak akan pernah ada di era Soeharto karena bisa diangggap sebagai alat provokasi dan membuat instabilitas politik dan ekonomi.

Masih mau kembali ke jaman Soeharto...?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun