Mohon tunggu...
Mania Telo
Mania Telo Mohon Tunggu... swasta -

@ManiaTelo : Mengamati kondisi sosial,politik & sejarah dari sejak tahun 1991

Selanjutnya

Tutup

Politik

Urat Malu Presiden Jerman, Presiden RI?

18 Februari 2012   02:29 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:31 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berita di halaman pertama Kompas,18 Pebruari 2012 " Malu karena korupsi, Presiden Mundur"....tetapi itu di negara Jerman,bukan di negara Republik Indonesia !


Entah karena tidak tahan dikritik atau ketahuan meminjam dana pinjaman dengan fasilitas bank untuk mencicil rumahnya (sebelum menjadi presiden),atau karena sikapnya yang tidak elegan terhadap redaksi sebuah surat kabar yang bernada mengancam,semuanya masih menjadi tanda tanya tentang alasan presiden Jerman itu mundur. Tetapi judul dan isi berita tersebut mengisyaratkan bahwa ada rasa malu dari presiden Jerman itu atas kegagalannya menjaga kredibilitas dirinya sendiri didepan publik Jerman.


Sayang sekali kejadian itu terjadi di negeri Jerman,bukan di negeri Indonesia. Publik sudah menyatakan pendapat melalui berbagai survei bahwa popularitas SBY sudah dibawah 50% . Publik menyatakan kekecewaan terhadap pemberantasan korupsi dan survei menunjukkan kepercayaan publik sangat rendah terhadap kinerja Pemerintah SBY-Boediono dalam hal memberantas korupsi di negeri ini. Rakyat Indonesia juga sudah sangat muak terhadap para politikus dan penegak hukum serta para Jenderal (POLRI dan TNI) yang korup,bergaji rendah hanya Rp.4,7 juta tetapi bisa mempunyai rumah mewah,simpanan gendut dan hidup bagaikan "raja-raja kecil" dengan setoran-2 ilegal yang tidak pernah diperiksa oleh KPK. Semua itu menjadi tanggung jawab siapa,kalau bukan pemimpin nomor 1 negeri ini?


Bagaimana pemimpin nomor 1 negeri ini mau memberantas korupsi kalau dirinya sendiri juga tersandera dengan berbagai dugaan korupsi yang membelit dirinya? Kasus Century? Pemberitaan koran the Age dan Sydney Morning Herald serta buku George Aditjondro "Gurita Cikeas" dan "Cikeas kian menggurita" tidak pernah ditampiknya serta diusut oleh para penegak hukum negeri ini telah menyandera dirinya untuk tidak bertindak apapun dalam menindak para Jenderal dan politikus serta penegak hukum yang korup. Yang disikat adalah para koruptor kelas teri yang tidak pegang kartu truf dirinya sendiri,sedangkan koruptor kakap yang mengambil kekayaan negeri ini sampai Trilliun-an Rupiah tidak pernah ditangkap atau disikatnya,karena semuanya pegang kartu truf penguasa negeri ini. Inilah yang disebut oleh para Kompasianer sebagai "lingkaran setan" ,kalau mau memilih pemimpin negeri ini,carilah pemimpin yang tidak mempunyai mata rantai para pemimpin masa lalu negeri ini yang KKN nya sudah kelewatan,supaya lingkaran setan ini terputus.


"Urat malu pemimpin negeri ini sudah putus..!" kata para pemimpin umat dan rakyat yang memperhatikan tingkah laku pemimpinnya. Kebohongan demi kebohongan dibangun untuk menutupi rasa malu mereka,sehingga menjadikan dirinya sudah tidak mempunyai rasa malu lagi,yang ada adalah pembenaran atas segala ucapan dan tindakannya.


Contoh-contoh kasus yang sudah membuat rakyat tertawa geli karena para koruptor itu sepertinya sudah tidak mempunyai urat malu adalah :


- Dihukum karena korupsi tetapi tidak mau disebut mantan Koruptor?

- Punya kekayaan "adzubillah" dikatakannya sebagai "hibah" dari orang tuanya.

- Kolusi dengan pengusaha untuk ngemplang pajak,dikatakannya sebagai "membantu" perpajakannya.

- Adik ipar punya simpanan "segedhe gunung" di Bank Century,dibela oleh Presiden yang "kakak ipar"

- Kader partainya korup,dikatakan oknum dan bukan kebijakan serta tujuan partai.

- Ketua Umum Partai-nya diduga korup,dicopot bila ada penetapan "tersangka" dari KPK,dll


Pemimpin negeri ini selalu mengatakan supaya rakyat menghormati proses hukum yang ada. Bagaimana rakyat mau menghormati proses hukum yang ada sedangkan penegak hukum negeri ini sudah tidak dipercaya lagi oleh rakyat ? Ini bagaikan dagelan yang dipertontonkan,sebab suara rakyat atau suara publik tidak lagi didengar. Berbeda sekali dengan negeri-2 yang pempimpinnya mempunyai urat malu,suara rakyat atau suara publik akan membuat dirinya sudah malu dan meminta mundur,tetapi pemimpin negeri ini sangat keterlaluan sekali,suara rakyat di manipulasi dengan mengatakan "rakyat siapa,rakyat yang mana?"


Sungguh,ini memang negeri tanpa urat malu....! Dari semua kritik yang ada,pertanyaan yang mendasar yang perlu dijawab oleh Presiden SBY adalah "Kapankah SBY mundur dengan urat malu yang barangkali "masih" dimilikinya? Ataukah memang SBY sudah tidak mempunyai urat malu,padahal menyaksikan banyaknya kasus korupsi negeri ini? Ataukah....?" Wallahulam...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun