Ternyata para pelaku bom yang ditangkap oleh aparat keamanan Indonesia rata-2 pemain baru & belum pernah menginjakkan kaki ke negara Afganistan yang selama ini dikenal sebagai "ladang pendahuluan" para teroris mengenal seluk-beluk senjata,bom,ideologi,dsb ,juga belum mempunyai pengalaman jihad ke negara-2 Timur Tengah seperti laiknya para teroris lainnya. Mereka menurut berita di media adalah para pemuda yang belajar otodidak perihal terorisme melalui internet,buku & video.
Kalau ini benar adanya demikian,maka dimungkinkan ada proses rekrutmen secara sistematis yang dilakukan oleh "si dalang" dengan memanfaatkan situasi & kondisi masyarakat Indonesia saat ini. Membangun kebencian melalui suatu kondisi yang abnormal adalah paling mudah dilakukan,apalagi kondisi sosial & hukum yang timpang.
Hal ini mengingatkan sejarah Kerajaan zaman dulu yang hancur lebur karena kondisi sosial & hukum nya amburadul,sehingga banyak sekali rakyatnya dengan sengaja berpihak kepada musuh untuk menghancurkan negerinya sendiri,atau dengan secara tidak sengaja dimanfaatkan oleh para musuh untuk menjadi katalisator mempercepat kejatuhan negeri tersebut.
Perilaku para pejabat Indonesia yang korup & suka merekayasa kasus membuat banyak orang mulai tersadar bahwa musuh sebenarnya dari Negara ini adalah para pejabat-2 korup tersebut. Merekalah yang dianggap sebagai pembuat ketimpangan sosial & ketidak-adilan negeri ini. Untuk itulah akhirnya mereka (para pembuat teror) ini lahir. Si Dalang paling tidak telah berhasil membangun rasa kebencian terhadap pemerintah yang sekarang. Untuk memperkuat "cuci otak" mereka,maka disisipi ajaran-2 agama tertentu sebagai pendukung tindakan "jihad" mereka melawan ketidak-adilan di negeri ini.
Melihat kenyataan diatas,bisa dipastikan anti pemerintah mulai bertebaran dimana-mana ; Ini akan menjadi "PR" besar bagi pemerintah sekarang : (1) Memperbaiki keadaan sosial & rasa keadilan menjadi lebih baik sehingga rakyat merasa puas,atau (2) Sibuk menggempur kelompok-2 "teror" ini & akhirnya "lupa" diri (3) Menjalankan tindakan simultan antara 1 &2
Pemerintah sekarang dikejar oleh waktu untuk melakukan sesuatu dengan cepat,tidak ragu-ragu & tidak pandang bulu,terbuka dalam mengakui kesalahannya & tidak terus menerus melakukan kebohongan publik,tetapi pertanyaannya "apa bisa....?"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H