Mohon tunggu...
Tekad Su
Tekad Su Mohon Tunggu... Wiraswasta - PNS biasa

Membaca, mendengar, melihat, merasa lalu menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Salam Gila di Kompasiana

21 Februari 2014   07:27 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:37 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Lama tidak bertatap kata hai Kompasianers. Layar kotak-kotak penuh angka ini dalam waktu singkat telah mampu membiusku. Ah, bagaimana lagi, kalau tak seperti ini mau pakai apa aku mengisi perut ini. Sungguh engkau berbaik hati selalu membukakan pintu tiap aku kembali. Jiwa musafirku tak kan jadi lelah dan tanpa tujuan selama ada “rumah” bagi tiap kata yang berkeliaran dalam otakku. Meskipun kompasiana ibarat sebuah negara, dan aku mungkin hanya mampu singgah di salah satu rumah penduduknya. Paling tidak di rumah itu banyak cerita estetika dari penghuninya, dindingnya dipenuhi lukisan-lukisan kehidupan, atapnya terbuat dari langit-langit mimpi, lantainya terbuat dari karpet sutra cita-cita.

Di tengah kesibukan dunia, seseorang berkata, “selamat datang di dunia nyata”. “Emangnya saya kemarin-kemarin ada di mana?” aku bertanya.

Kata orang inilah dunia, inilah realita. Tak diijinkan mimpi-mimpiku mampir ke sana. Aku linglung. Semua terasa absurb. Lalu aku mulai bertanya, apa memang sebelumnya aku hidup dalam buaian maya? Bukankah tak ada batas yang jelas antara dunia nyata dan maya. Yang mengendalikan dunia tak berbatas yang terangkum dalam kotak kecil ajaib ini bukankah manusia yang nyata jelas adanya?

Mereka berpikir bahwa aku gila. Mereka berkata bahwa aku galau. Apa orang yang sering berkhayal dan berimajinasi lalu menghasilkan puisi-puisi atau minimal coretan-coretan penuh bualan adalah gila?! Lalu bagaimana dengan Chairil Anwar, Soe Hok Gie, Amir Hamzah, WS Rendra, Sapardi, dll, dkk, etc. apa mereka semua juga gila? Lalu bagaimana dengan government di sana? Toh mereka menulis juga. Tulisan-tulisan yang mereka sebut dengan undang-undang. Bukankah undang-undang juga sebuah bualan yang tak jelas penerapannya?!

Kalau selama ini aku, kau, kita gila. Sungguh aku tak mau jadi waras.

--salam gila!!!--

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun