Mohon tunggu...
Maya N. Umaro
Maya N. Umaro Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Sungguh indah pribadi yang penuh pancaran manfaat, ia bagai mentari dipagi hari yang menerangi dan memberi kehangatan pada setiap sudut alam semesta. seorang insan yang sedang dan selalu berusaha untuk bisa bermanfaat bagi sekitar. Juga seorang insan yang masih belajar merangkak di rel-rel kehidupan. Bersyukur telah dilahirkan dalam keluarga yang begitu mencintai saya. sekarang saya masih menempuh pendidikan di Universitas Kuningan (UNIKU) jurusan pendidikan bahasa Inggris.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ketika Cinta Bercerita Padamu Malam Ini, Umi…

8 Juni 2011   05:08 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:44 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Oleh : Maya N.

Umi…

Malam ini, biarkan aku bercerita tentang hatiku

Sejenak saja

Sambil menikmati alunan sholawat dikejauhan sana

Bersama detak jam yang tak henti menghitung waktu

Aku lontarkan tanya padamu

Apa salah jika aku jatuh cinta?

Seperti dingin yang meresap pada dinding kamar

Tanpa bisik, juga tanpa kompromi

Melubangi bilik hati yang hampir rapuh

Aku harus bagaimana, Umi?

Menepisnya sekuat hati

Lalu menelan sakit atas luka yang kugores sendiri

Sedang diri terus mengutuk

Bodoh!

Kenapa aku terpedaya?

Tiada guna memintal asa laksana bayangan maya

Tak seharusnya aku membiarkan rasa ini meraja sukma

Namun, diriku terus saja menyimpan tanya

Seperti tanpa keyakinan saja

Adakah ia yang ridha atas jiwa dan jasad ini , Umi?

Aku futur, Umi…

Beginikah perjuangan mempertahankan cinta-Nya?

Berat sekali

Sungguh berat, Umi…

Lalu,

Kau berucap simpul penuh ketenangan

“Jawabannya ada disini, sayang. Di dalam hati. Dalam keyakinanmu pada Sang Pencipta cinta.

Orang yang jatuh cinta tidak bisa memilih untuk tidak jatuh cinta.

Datangnya cinta memang begitu tiba-tiba.

Datangnya cinta bukanlah sebuah dosa.

Kesabaran adalah kunci yang paling tepat. Rasa itu bukan dilarang namun perlu dukendalikan. Manajemen cinta kepada lawan jenis adalah dengan menikahi orang yang dicintai, jika belum mampu maka berpuasalah dan menahan diri dari hal yang dilarang syariat.

Rasa itu diperbolehkan tumbuh subur jika sudah tiba pada saatnya. Karena mencintai dan dicintai adalah fitrah manusia. Semua sudah diatur menurut forsinya masing-masing, agar manusia hidup bahagia di dunia dan akhirat. Dia Sang Maha Pengasih, Sang Maha Sempurna tidak mungkin keliru dengan perhitungan-Nya.

Yang terlihat indah dan manis belum tentu benar, dan sebaliknya yang terlihat buruk dan pahit belum tentu salah. Ada banyak rahasia Agung-Nya dibalik kekerdilan rasionalitas dan perasaan manusia.

Cinta

Bila disikapi dengan benar, akan melatih jiwa menjadi lebih dewasa.

Allah tidaklah pernah mengingkari janji-Nya, sayang…

Semua telah tercatat dalam kalam-Nya!

“Dan diantara tanda-tanda kekuasaannya ialah diciptakan-Nya untukmu pasangan hidup dari jenismu sendiri, supaya kamu merasa tentram disampingnya. Dan dijadikan-Nya kasih sayang diantara kamu. Sesungguhnya yang demikian itu menjadi tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.”(Q.S. Arruum: 21) “

Luruh hatiku

Basahi jiwa

keringnya bak sahara tua

Terima kasih, Umi…

Kan ku renungkan semua ini, dan tentang kesakitan ini

Dan kujadikan iman seumpama pilar penyanggah dari robohnya surau hati

Yaa Rabb…

Hati terlanjur bernoda

Dawai syetan pun terus menggoda

Aku, insan rapuh tiada daya

Kecuali Kau tancapkan sinar-Mu

Pada sekeping hati yang telah retak ini

Yaa Rabb…

Kuatkan pertalian imanku

Agar kumampu menyulam helai-helai kain

Menjadi sebuah tirai pembatas

Antara hatiku dan hatinya

Kuresapi asma-Mu dalam ketundukan

Dengan buliran air mata penyesalan

Dimalam sebelah purnama ini

Karena takdirku ada dalam kitab-Mu

Maafkanlah

Bila hati tak sempurna mencintai-Mu

Dalam dada

Kuharap hanya diri-Mu yang bertahta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun