Mohon tunggu...
Puisi

Puisi | Genderang untuk Sang Jenderal

24 Oktober 2017   12:15 Diperbarui: 24 Oktober 2017   12:23 547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Wibawa wajahmu seperti mata air

tapi panasnya melebihi gurun yang menyengat

itu pula alasan AS menolakmu jenderal

negara yang mengaku adidaya tapi kalah bernyali dengan bangsa bambu runcing

bangsa yang dianggap kecil

tapi berani membuat penjajah angkat kaki dari bumi pertiwi

Tidak usah kau datang menghamba wahai Jenderal,

tak usah kau injakkan kaki di negara Sang Paman

biarkan mata seluruh penjuru dunia menjadi terbuka

ternyata bangsa kita masih dianggap ada

Tak usah kecewa Jenderal,

penolakan itu menunjukkan merah putih masih berkibar di jagat raya

semangat membara masih tertanam di setiap dada kita

kelakuan bangsa yang mengganggap dirinya dewa penyanjung HAM

ternyata tak lebih dari budak keserakahan

Tenanglah Jenderal.

bintangmu masih bersinar di penjuru negeri

kharismamu tak  tetap sama seperti pangeran berkuda yang mengusir penjajah

baktimu tak akan lekang ditelan hasutan zaman

Cirebon, 24 Oktober 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun