Mohon tunggu...
Tegumi Hiroshi
Tegumi Hiroshi Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Game, read some stuff

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kegeniusan Dibentuk atau Alamiah

11 Agustus 2022   17:05 Diperbarui: 11 Agustus 2022   17:18 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kegeniusan merupakan suatu yang masih menjadi misteri bagi beberapa. Kegeniusan seringkali dikaitkan seenuhnya oleh sesuatu yang alamiah dan dihitung menggunakan suatu taraf kuantitas kemampuan otak yang bernama Intelligence Quotient (IQ). 

Bahkan banyak orang juga mengkaitkan kegeniusan dengan suatu ras misalnya bangsa Yahudi yang memiliki kemampuan otak yang tinggi dibandingkan ras dari negara lainnya. 

Setelah penelitian yang begitu panjang oleh sejumlah ilmuwan di bidang saintifik dan psikologi, rahasia kegeniusan pun mulai tersingkap satu per satu dan mulai menemukan titik yang cukup terang dalam mengungkapkan makna penting kegeniusan.

Kegeniusan berasal dari kata Genius, yang berarti roh pelindung atau penjaga. Kata ini pun berubah menjadi genie dalam bahasa Inggris yang berarti sama pula. 

Maka dari itu seorang yang genius dianggap diilhami oleh suatu roh yang membuatnya mampu melakukan hal yang berbeda bahkan membawa perubahan dalam kehidupan yang biasa. Namun, para peneliti memperdalam lagi konotasi dari artian genius ini menjadi sesuatu yang bersifat ilmiah. 

Dalam buku Eric Weiner yang berjudul The Geography of Genius pembaca akan mampu menemukan sejumlah penyingkapan misteri kegeniusan dari sejumlah ahli. 

Genius dari zaman ke zaman diteliti kembali oleh Eric Weiner demi mendapatkan konsep dari apa yang membentuk suatu kegeniusan. Kegeniusan tidak lagi menjadi sesuatu yang hanya didasarkan pada sesuatu yang selalu genetis maupun rasial namun sesuatu yang dibentuk oleh apa yang terjadi di sekitar para genius hebat tersebut. 

Ini makin diperkuat melalui kunjungan dari Eric Weiner ke sejumlah negara penghasil orang genius hebat dan memperbincangkannya dengan sejumlah ahli dari negara-negara tersebut.

Pertama adalah kota Athena yang menurut penulis adalah salah satu tempat paling menarik yang dibahas oleh Eric dalam bukunya. Athena merupakan tempat bebas dengan pelabuhannya yang luas. Kita pasti mengira bahwa kegeniusan itu ditentukan oleh makanan dan kebebasan yang sebebas-bebasnya, serta suasana kota yang indah. 

Padahal kenyataannya tidak sama sekali. Disini setelah perbincangan oleh seorang ahli sejarah kita akan mengetahui bahwa Athena kuno tidaklah seindah yang tebayangkan oleh orang banyak. 

Athena kuno adalah suatu tempat dimana perbudakan terjadi di sana-sini, kotoran manusia yang berserakan di jalanan sampai ada budak yang menyiramnya, ketidakterturan dari konsep jalanan, dan berbagai macam hal lainnya. 

Lalu bagaimana suatu tempat yang begitu tidak teratur dan tidak sehat ini menjadi penghasil banyak tokoh hebat seperti Homer, Socrates, Diogenes, dan lain sebagainya? Ini dikarenakan system dari pertukaran budayanya yang begitu luas dari pelabuhan sekitarnya pada masa pemerintahan Pericles. 

Tidak seperti tempat lain misalnya Sparta yang bertembok tebal di sekililing kotanya dan menutup diri dari dunia luar, Athena benar-benar terbuka terhadap berbagai etnis yang berasal dari luar wilayahnya. 

Ini pun akhirnya menimbulkan banyaknya pertukaran pemikiran antara unsur-unsur kebudayaan sendiri dengan unsur kebudayaan lainnya. Selain itu ada suatu kebiasaan lain yang sangat sederhana namun krusial yang dilakukan oleh orang-orang Athena kuno yaitu berjalan kaki. 

Menurut para peneliti, berjalan kaki menjadi salah satu olahraga dasar yang mampu membangun kompleksitas neuron otak. Ini disebabkan oleh kemampuan spasial otak kita dalam menangkap ruang dan menghasilkan pemikiran-pemikiran tertentu saat berjalan kaki sehingga selain memacu kerja peredaran darah dalam penyediaan oksigen bagi otak tapi juga membangun suatu konsep spasial yang memperkuat ikatan neuron otak.

Beranjak dari Athena bagian yang menurut penulis paling menarik dari buku Eric Weiner ini adalah perjalanannya menuju Edinburg. Kota Edinburg ini merupakan kota yang penuh dengan dualitas kompleks yang mampu melatih kemampuian otak dalam hal pemecahan masalah. 

Orang-orang yang berada di Edinburg diungkapkan memiliki kesukaan dengan teka-teki dan memiliki suatu optimism yang juga pesimistik dalam satu hal. Sebagai contohnya adalah ada seseorang dari daerah Edinburg ini menggelar suatu pertunjukkan drama namun tidak memberi tahu orang lain bahwa ia menggelar pertunjukkan drama. 

Dari berbagai pemaparan yang ada dapat ditarik kesimpulan bahwa kegeniusan bukanlah suatu hal yang muncul dari satu aspek saja melainkan dari berbagai aspek kompleks lainnya yang saling terhubung. 

Maka sesuatu yang alamiah mampu dipatahkan dengan 99% keringat dan 1% bakat seperti ungkapan dari Thomas Alva Edison. Terus berjuang dan pantang menyerah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun