Hembusan angin dingin pagi bangunkan aku dari pembaringanÂ
Membasuh tubuhku dari belaian mimpi tadi malam.Â
Yang hangatnya masih juga terasa walau hanya tinggal sisa-sisa
Guratan-guratan mimpi itu masih membekas di benakku.Â
Seperti untaian sinetron yang tak berkesudahanÂ
Hingga aku bisa mengukir wajahmu lewat angan-angan
Dan menyimpannya dalam waktu yang lama.Â
Sejenak aku terduduk di sebuah kursi usang di sudut kamar.Â
Dan hangatnya sinar matahari menyapaku menembus lewat sela-sela jendela.Â
Diiringi kicauan burung yang bersarang di suatu dahan yang tak jauh dari kamarku.
Membuat aku bersemangat untuk melewati pagi ini Â
Dan biarlah segala keluh kesah kugantungkan di dalam awan, di langit biru.Â
Biarlah pagi ini tanpa ada beban di tubuhku, di pikiranku.
Ketika aku buka jendela, nampak cakrawala di kaki langitÂ
Terhampar luas seperti harapanku padamu.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H