Mohon tunggu...
teguh wiyono
teguh wiyono Mohon Tunggu... Guru - guru SMAN 1 Losari dan hypnotherapist

Guru SMA lulusan Bahasa dan Sastra Jawa UNS sebelas maret surakarta. Mendapat gelar dari Kraton Surakarta Bupati Anom Raden Tumenggung Wiyono Hadipuro.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bidadari yang Turun dari Becak

25 Maret 2023   16:24 Diperbarui: 25 Maret 2023   16:25 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Temaram senja yang pucat pasi.

Derai hujan laksana tangisan bidadari. 

Tercurah dari awan hitam yang bergelayut.

Melayang jiwa ini terhempas sepi, di sudut senja 

Aku hanya bisa memandangi lewat mimpi.

Dari balik tirai yang terselubung.

Tanpa bisa menyentuh halus kulitmu.

Bidadari tanpa sayap yang setiap pagi lewat tanpa seutas senyum.

Yang selendangnya terbentang antara barat dan timur.

Yang aroma tubuhnya sudah sering aku kenal. 

Namun aku tak dapat menyentuhnya, walau satu kali saja. 

Dan bidadari itu biarlah menjadi sebuah bayangan yang tak tersentuh. 

Yang kadang hanya sekilas dan setelah itu pergi lagi.

Aku hanya dapat memandangnya dari balik tirai.

Tirai hati yang tak terbalas.

Penulis: Teguh Wiyono 

Losari kabupaten Brebes 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun